Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kebutuhan Minyak sampai 2 Juta Barel/Hari di 2030, RI Bakal Impor?

Atikah Umiyani , Jurnalis-Kamis, 16 November 2023 |08:26 WIB
Kebutuhan Minyak sampai 2 Juta Barel/Hari di 2030, RI Bakal Impor?
Kebutuhan Minyak RI Diprediksi 2 Juta Barel/Hari. (Foto: Okezone.com/Feby)
A
A
A

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan kebutuhan minyak nasional pada 2030 mencapai 2 juta barel per hari. Padahal target lifting minyak mencapai RI baru 1 juta barel per hari pada tahun tersebut.

Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan minyak, pemerintah diperkirakan mengimpor minyak supaya memenuhi kebutuhan 2 juta barel per hari.

Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengungkapkan, meningkatkanya kebutuhan minyak seiring terjadinya pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

"Dan kita yakin bahwa pertumbuhan ekonomi kita di atas 5%. Artinya itu equal dengan kebutuhan energi termasuk juga minyak dan gas dari tahun ke tahun itu akan meningkat. Bahkan forecast dari dewan energi nasional tahun 2030 mungkin kebutuhan kita sekitar 2 juta barel," terangnya alam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Adapun untuk saat ini, Indonesia mengonsumsi minyak 1,3 juta barel per hari. Sedangkan yang mampu diproduksi di dalam negeri hingga semester I 2023 baru sekitar 615,5 ribu barel per hari. Oleh sebab itu, untuk memenuhi gap tersebut maka Indonesia kini mengimpor minyak 700 ribu barel per hari.

"Tidak ada pilihan buat kita, kebutuhan terus meningkat sementara produksi turun sehingga bagaimanapun kita harus punya strategi, punya perencanaan jangka panjang. Paling tidak bagaimana kita menutupi gap antara kemampuan produksi dengan kebutuhan dalam negeri," tuturnya.

"Artinya, kalau tidak mampu mengikuti kebutuhan dalam negeri, maka yang terjadi adalah kita harus impor terus dari luar negeri," tutup Nanang.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement