Namun menurutnya masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, salah satunya nilai impor baja Indonesia masih cukup besar.
Dia tidak menampik di beberapa sektor, Indonesia memang masih membutuhkan impor baja, sehingga perlu adanya penyeimbangan agar tidak menggerus industri baja lokal.
"Kita sebetulnya butuh impor, karena di dalam struktur neraca industri baja di Indonesia itu memang dalam capacity antar hulu kemudian intermediate itu belum balance, sehingga kita tidak bisa bicara impor itu hanya satu gelondongan," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)