Dengan fasilitas kesehatan yang baik, masyarakat tak perlu lagi ke luar negeri untuk mencari pengobatan. Tercatat, ada sekitar 2 juta warga Indonesia yang setiap tahunya berobat di negara asing, rata-rata dana yang dibawa mencapai Rp100 triliun.
BACA JUGA:
“Gini, bahwa industri kesehatan kita kan harus terus ada peningkatan. Tidak mungkin kita membiarkan, dana Indonesia yang keluar negeri itu sampai triliunan,” bebernya.
“Dan yang berobat juga banyak yang keluar negeri. Ini fakta loh, kita tidak membedakan kelas menengah, kelas atas, yang belum mampu, enggak, enggak,” papar Erick.
Dia memastikan pelayanan dan teknologi di RS BUMN terus diperbaiki. Tak hanya itu, sumber daya manusia (SDM) berupa dokter spesialis pun ditingkatkan. Erick berencana mendatangkan para dokter diaspora yang saat ini masih bekerja di luar negri.
“Artinya ada sistem yang harus diperbaiki, bukan salah-salahan loh. Artinya apa? Seperti yang saya dorong di rumah sakit BUMN, saya tidak tahu di rumah sakit yang lain, sejak awal saya bilang rumah sakit BUMN sekarang metode sistemnya harus berubah,” jelasnya.
“Ada pasien masuk, dokter ahli duduk bersama, menentukan langkah-langkahnya apa, obatnya apa. Jangan masing-masing ngasih obat. Dan nanti didampingi oleh dokter muda, itu yang kita mau dorong di BUMN,” pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)