JAKARTA – Investasi pada sektor properti diprediksi akan melambat pertumbuhannya karena Pemilu 2024. Meski begitu, masih ada optimisme lebih besar karena didorong faktor internal dan eksternal.
Chief Marketing Officer Pinhome Fibriyani Elastria mengatakan, berdasarkan periode Pemilu sebelumnya, terjadi perlambatan pada sektor properti.
“Tapi untuk kali ini dari sisi kami, kami melihatnya ini situasi yang agak berbeda. Masih ada optimisme yang lebih besar dan ini didorong oleh beberapa hal,” ujar Fibri kepada wartawan, Jakarta, Sabtu (23/12/2023).
Menurutnya, faktor pertama yang menimbulkan optimisme pada pertumbuhan sektor properti adalah faktor ekonomi.
“Dari sisi perkiraan pertumbuhan ekonomi berdasarkan Menteri Keuangan itu sebenarnya diperkirakan akan turun sekitar 5,1%. Mungkin masih akan ada situasi di mana artinya wait and see. Di mana tergantung nanti pemilunya akan seperti apa. Tapi, sesuai komitmen pemerintah masih akan melihat pertumbuhan,” paparnya.
Fibri kembali menjelaskan, bahwa terdapat stimulus yang cukup besar pada sektor properti. Di mana pemerintah memberikan pembebasan pajak pembelian rumah yang cukup besar.
“Jadi sampai dengan 5 miliar. Meski pun yang bebas pajaknya sampai 2 miliar. Tapi itu kan berarti untuk pembelian properti,” tambahnya.
Chief Marketing Officer Pinhome tersebut pun menjabarkan faktor kedua datang dari sisi global. Di mana The Fed sudah memberikan prediksi yang cukup positif untuk tahun 2024 mulai dari kuartal I serta dari sektor properti bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan menurun di Amerika Serikat.
“Dan kami melihat ini bisa berdampak positif ke Indonesia juga. Jadi, ekspektasinya kita lihat bahwa orang-orang masih melihat lagi dari sisi pemilu. Tapi, kami cukup optimis sih melihat perkembangan sektor properti,” pungkasnya.
(Feby Novalius)