JAKARTA - Samsung Elektronik memperkirakan terjadi penurunan laba sebesar 35% pada kuartal IV-2023. Hal tersebut meleset dari ekspektasi karena rebound harga semikonduktor.
Pihak Samsung mengatakan bahwa laba operasi mereka diperkirakan sebesar 2,8 triliun won atau USD2,13 miliar setara dengan Rp32,8 triliun (Rp15.430 per USD). Pada Oktober-Desember lalu, laba tersebut turun hingga 35% dibandingkan tahun sebelumnya.
Samsung merupakan pembuat chip memori terbesar di dunia yang ditemukan di perangkat konsumen seperti smartphone dan komputer.
“Samsung sangat pandai dalam membuat beberapa semikonduktor terbaik di dunia, paling tidak dalam hal pembuatan dan penyelesaiannya. Tetapi hasil produksi mereka jauh lebih buruk dibandingkan dengan pesaing seperti TSMC," kata Cory Johnson, kepala strategi pasar di The Futurum Group, dikutip dari CNBC pada Rabu (10/1/2024).
Penurunan laba ini dipengaruhi oleh harga chip memori yang sebelumnya anjlok. Harga tersebut turun karena terlalu banyak persediaan pasca-Covid dan kurangnya permintaan untuk barang-barang seperti smartphone dan laptop.
SK Kim, seorang analis dari Daiwa Capital Markets mengatakan dalam laporannya tanggal 4 Januari bahwa harga memori akan pulih saat kuartal keempat tahun 2023..
"Kami memperkirakan harga memori mulai meningkat pada kuartal keempat tahun 2023, hal ini akan didorong oleh pengurangan produksi oleh pemasok dan pemulihan permintaan untuk perangkat mobile dan PC," katanya dalam keterangan tertulisnya.
Namun, kenyataannya tidak seperti yang diharapkan. Hal ini membuat Samsung mengalami penurunan laba operasi pada kuartal ketiga turun sebesar 77,6% dibandingkan dengan sebelumnya. Meskipun angka tersebut terlihat lebih baik dari yang diperkirakan, pada kuartal kedua, laba operasi Samsung bahkan merosot hingga 95%.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)