JAKARTA - PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang komoditas gula mencatatkan laba positif dan pendapatan sebelum bunga pajak depresiasi dan amortasi (EBITDA) hingga Rp1,1 triliun pada 2023.
SGN dan petani tebu mitra juga berhasil mengembalikan pola kemitraan dari transaksional pembelian tebu menjadi sistem bagi hasil yang menguntungkan kedua pihak.
Direktur Utama SGN Aris Toharisman mengatakan, sistem regionalisasi adalah dengan membagi 36 pabrik ke dalam 7 region. Masing-masing region, mengatur awal giling sehingga setiap pabrik yang memulai giling mendapatkan kepastian pemenuhan bahan baku.
Pabrik dengan efisiensi lebih tinggi dan harga pokok produksi rendah mendapatkan kesempatan memulai awal giling lebih awal.
"Dengan strategi ini pabrik-pabrik gula dapat beroperasi pada kapasitas optimal dengan meminimalkan kompetisi antar pabrik gula sesaudara. Didukung mitra petani yang menyambut baik pemberlakuan bagi hasil. Alhamdulillah SGN bersama para petani tebu dapat bersinergi secara positif," kata Aris dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (2/2/2024).
Sementara itu, melanjutkan transformasi PTPN Group, tahun 2023 merupakan tahun pertama SGN mengelola 36 pabrik gula yang semula berada di bawah pengelolaan PTPN gula.
Walaupun mengalami penurunan jumlah tebu digiling sebagai akibat efek El Nino, namun rendemen yang dicapai naik menjadi 7,19% atau meningkat 111,6% dibandingkan tahun 2022.
"Keberhasilan capaian ini merupakan dukungan semua pihak, entitas eks PTPN gula sebagai pengelola on farm, PTPN Group, mitra petani, perbankan dan rekanan yang mendukung proses bisnis berjalan dengan baik. Ke depan kami sempurnakan ekosistem gula yang telah terbentuk ini sehingga apa yang diamanatkan dalam Perpres nomor 40 tahun 2023 tentang Percepatan Pencapaian Swasembada Gula dapat kita wujudkan bersama," katanya.
Sementara itu, SGN pada tahun 2024 memasang target menggiling tebu sebesar 13,5 juta ton dan memproduksi gula kristal putih (GKP) sebesar 978 ribu ton dengan kualitas SNI, dan untuk mencapai target itu akan didorong standardisasi ditambah efisiensi di internal.
"Hal ini, untuk membangun kemitraan yang saling mempercayai di internal dan membangun persepsi yang sama. Karena kepercayaan adalah modal dasar," katanya.
Sementara itu Direktur Utama PTPN III (Persero) sekaligus Komisaris SGN Moh Abdul Ghani menegaskan komitmen PTPN Group untuk pencapaian swasembada gula nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
“Komitmen kita bersama untuk swasembada gula nasional dan kesejahteraan petani, Lalu bagaimana ncaranya menaikkan kesejahteraan petani? bukan mempermahal harga gula melainkan produktivitas petani ditingkatkan, kalau produktivitas petani ditingkatkan dari sekarang yang rata-rata 5 ton menjadi 8 ton itu penghasilan petani sudah melampaui komoditi lain, melampaui tanaman padi, artinya setiap orang dapat menghasilkan usaha tani bersih di atas 25 juta per hektar," jelasnya
Pihaknya menilai SGN yang baru berdiri di tahun 2021 telah memberikan kontribusi positif di tahun 2023 dan menunjukkan potensi PTPN Group sebagai backbone dari kebangkitan gula nasional.
“Saat ini SGN sudah memberikan harapan sebagaimana yang diharapkan oleh Menteri BUMN pak Erick Thohir bahwa pembentukan Sinergi Gula Nusantara secara internal menjadi perusahaan yang sehat. Tahun 2023 bisa mengumpulkan atau mencapai ebitda di atas Rp1 triliun itu suatu catatan dalam sejarah, PTPN sudah lebih dari 20 tahun belum pernah membukukan ebitda di atas Rp1 triliun. Tantangan ke depan karena kita oleh pemerintah sudah diamanatkan untuk menjadi bagian dari kemandirian gula nasional melalui perpres 40 tahun 2023 pada 16 Juli 2023 PTPN dalam hal ini PT SGN akan menjadi backbone dari kebangkitan gula nasional," ujarnya.
Sebagai informasi tambahan Sinergi Gula Nusantara pada tahun 2024 memasang target menggiling tebu sebesar 13,5 juta ton dan memproduksi gula kristal putih (GKP) sebesar 978 ribu ton dengan kualitas SNI.
(Feby Novalius)