Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pedagang Makanan Teriak Harga Pangan Mahal Semua

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Senin, 19 Februari 2024 |18:28 WIB
Pedagang Makanan Teriak Harga Pangan Mahal Semua
Pedagang Teriak Harga Bahan Pangan Mahal. (Foto: Okezone.com/MPI)
A
A
A

JAKARTA - Harga bahan pangan di pasar terus mengalami lonjakan. Kenaikan paling tinggi terjadi pada harga beras, cabai, hingga bawang-bawangan yang menjadi bahan baku utama olahan masakan.

Keniakan ini tentu berdampak pada para pedagang warung makan, khususnya di wilayah Lubang Buaya, Jakarta Timur. Pada dasarnya, para pedagang masih enggan untuk merespon kenaiakan harga bahan pangan itu dengan menaikan harga barang dagangannya, alasannya untuk mempertahankan konsumen yang ada.

Salah seorang Pedagang Warteg, Mama Kiki (37) mengatakan kenaiakan harga beras yang ada saat ini cukup memberatkan, pasalnya Kiki harus mengurangi keuntungannya, ketimbang harus menaikan harga dagangannya.

"Tidak naikkin, harga masih standar, tinggal kita pintar baginya, iya ada keuntungan yang terpangkas," kata Kiki saat ditemui MNC Portal, Senin (19/2/2024).

Kiki mengaku, dampak adanya kenaikan bahan pangan tersebut membuat dirinya tidak bisa menyisihkan keuntungan berjualan ke tabungan untuk keluarga. Sebab keuntungan itu kerap dipakai untuk menutupi naiknya harga bahan pangan tersebut.

"Naiknya berasa bangat, beras yang tadinya Rp550 per karung sekarang sampai Rp700 ribu lebih, kan lumayan, tadinya ada misal Rp250 ribu buat nyimpen jadi buat belanja, cabai juga sama sedang naik," lanjut Kiki.

Kiki beraharap, untuk Presiden berikutnya bisa lebih fokus untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan yang dampaknya dirasakan langsung oleh lapisan masyarakat paling bawah.

"Harapannya sembako murah, tidak usah makan gratis lah, kalau rejeki banyak insya allah makan juga ke beli," lanjutnya.

Pedagang warung makan padang, Buyung (46) juga merasakan dampak yang sangat dalam dari adanya kenaikan bahan pangan ini, terutama naiknya beras dan cabai di pasar. Mengingat, warung padang sendiri cukup dekat untuk penggunaan cabai sebagai bumbu masakan.

"Kerasa berat beras, cabai masih mahal, beras seliter Rp15 ribu, cabai bisa Rp60 ribu perkilo. Ya kita bertahan saja, tidak naik tidak mengurangi porsi juga, supaya pengunjung tidak lari saja," lanjutnya.

Akhirnya, hal tersebut dikatakan Buyung berdampak omzet keuntungan yang didapatkan oleh Buyung. Karena harus belanja bahan pangan dipasar dengan harga yang tidak lagi murah.

"Harapan saya harga stabil saja kedepannya, karena keuntungan ini sudah di pres," tutupnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement