Sementara itu, Antonius Hari selaku Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menuturkan, minat generasi muda untuk berinvestasi mulai meningkat sejak Covid-19 melanda. Saat itu beberapa pembatasan sosial, berimbas pada pembatasan pada mobilitas dari segi ekonomi membuat investasi meningkat.
"Pada saat Covid itu melonjak banget, setelah covid yang window-nya menjadi lebih luas lagi, itu mulai terbuka. Tapi gak apa-apa, yang penting dia tahu, paham, jangan sampai terlalu banyak (investasi) ternyata nggak paham itu juga nggak bagus," kata Antonius Hari, saat konferensi pers di sela-sela Seminar Pasar Modal.
OJK mencatat ada 50% lebih pelaku investasi merupakan kaum milineal dan generasi Z dengan usia di bawah 30 tahun. Makanya dengan maraknya penyedia investasi ilegal, OJK bersama APRDI, serta stakeholder terkait mengkampanyekan investasi keuangan aman dan legal.
"Kalau pengguna atau yang melakukan transaksi sebagian besar orang muda di bawah 30 tahun, lebih dari 50% itu bukan yang kena bodong, tapi ke investor, yang memiliki sebagian besar itu," jelasnya.
Seminar Pasar Modal di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya merupakan kerjasama dari Asosiasi Pelaku Reksadana dan Investasi Indonesia (APRDI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dikuti oleh ribuan mahasiswa dari berbagai kampus, pada Kamis (29/2/2024). MNC Asset Management sendiri menjadi satu dari beberapa perusahaan investasi yang membuka stan di UB, untuk memfasilitasi para mahasiswa mengenal pasar modal.
Di Seminar Pasar Modal, para mahasiswa mendapat beberapa materi dari narasumber yang sudah berpengalaman, seperti Nurman Cahayadi selaku Direktur Perizinan dan Profesi Lembaga Penunjang Pasar Modal OJK, Jeffrey Hendrik selaku Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Mauldy R. Makmur selaku Dewan Eksekutif Asosiasi Pelaku Reksadana dan Investasi Indonesia (APRDI).
(Kurniasih Miftakhul Jannah)