JAKARTA – Masyarakat kembali menyoroti gaya Shin Tae-yong dalam melatih Timnas Indonesia. Meskipun sudah berhasil membawa Timnas Indonesia berprestasi di dunia Internasional, hal tersebut belum cukup untuk membuktikan kemampuannya.
Selama berada di bawah asuhan Shin tae-yong, Timnas Indonesia berhasil meraih piala di kancah internasional berkat dorongan dari pemain naturalisasi.
Hal tersebut mendorong pesepakbola legenda Indonesia, Anjas Asmara menyarankan PSSI untuk memecat Shin-Taeyong dari jabatan pelatih Timnas Indonesia dan mengisi posisi tersebut dengan pelatih kelas dunia Josep Guardiola.
Josep Guardiola saat ini adalah pelatih Manchester City. Prestasinya tentu tidak perlu diragukan lagi sebab selama melatih Manchester CIty ia meraih banyak sekali gelar.
Lalu jika posisi pelatih Timnas Indonesia benar-benar diisi oleh Guardiola, apakah sanggup membayar gaji Guardiola? Sebab ia merupakan salah satu pelatih dengan gaji terbesar di dunia.
Melansir en.as.com, Rabu (8/5/2024) gaji Guardiola mencapai 20 juta pounds atau setara Rp384,7 miliar per musim. Guardiola juga mendapat tambahan bonus 5 juta pounds atau setara Rp96,1 miliar.
Dengan gaji sebesar ini, Pep Guardiola menjadi pelatih dengan gaji terbesar di Liga Inggris saat ini.
Sementara gaji Shin Tae-yong di Timnas Indonesia ditaksir mencapai Rp15,3 miliar per tahun. Untuk kontrak terbarunya hingga 2027, Shin Tae-yong akan menerima gaji sebesar Rp23,6 miliar per tahun atau naik sekitar Rp8,3 miliar per tahunnya. Hanya saja, angka tersebut belum dikonfirmasi langsung oleh PSSI atau Shin Tae-yong sendiri.
Sebelumnya, pesepakbola legenda Indonesia, Anjas Asmara memberi saran kepada PSSI agar memecat Shin Tae-yong dari jabatan pelatih Timnas Indonesia dan menggantinya dengan pelatih kelas dunia Josep Guardiola.
Pandangan itu dilontarkan Anjas Asmara karena kesal dengan gaya permainan Timnas Indonesia racikan Shin Tae-yong yang sering menerapkan strategi parkir bus.
Anjas Asmara ingin melihat Timnas Indonesia Bermain cantiknya layaknya masih ditangani Pelatih kelas dunia seperti Wiel Coerver di era 1970an.