JAKARTA - Angka kebangkrutan di Inggris dan Wales melonjak ke level tertinggi dalam kurun waktu 1 tahun lebih pada Juni 2024.
Penyebabnya adalah banyak perusahaan yang tidak kuat dengan tekanan suku bunga yang tinggi.
"Sebanyak 2.361 perusahaan bangkrut atau 17% lebih banyak dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya," tulis laporan Insolvency Service pada Jumat waktu setempat dilansir Bloomberg.
Jumlah perusahaan yang bangkrut tersebut merupakan angka tertinggi sejak Mei tahun lalu dan merupakan rekor tertinggi ketiga sejak tahun 2000.
Angka-angka tersebut menunjukkan dampak yang terus menerus dari tingginya suku bunga dan meningkatnya tekanan biaya terhadap neraca perusahaan.
Jumlah perusahaan yang bangkrut telah meningkat tajam sejak penghapusan perlindungan yang diberlakukan selama pandemi dan jauh di atas tingkat sebelum pandemi Covid-19.
“Biaya pinjaman yang tinggi dan pertumbuhan upah masih menjadi kekhawatiran para pemilik bisnis,” kata Managing Partner di ReSolve Mark Supperstone.
“Penurunan suku bunga saat ini mungkin tidak akan terjadi hingga akhir tahun ini, meskipun masih ada harapan penurunan pada bulan Agustus," sambungnya.
Sementara, bantuan dari biaya pinjaman yang tinggi mungkin mulai datang dari Bank of England bulan depan dengan para pedagang menaruh peluang 40% untuk penurunan suku bunga.
Angka-angka industri untuk bulan Mei menunjukkan bahwa perusahaan konstruksi, pengecer, restoran dan bar adalah pihak yang paling terkena dampak dari lonjakan kebangkrutan.
(Dani Jumadil Akhir)