JAKARTA - Kesalahan update dari penyedia keamanan siber CrowdStrike telah membuat 8,5 juta perangkat Windows terdampak. Hal ini membuat sistem yang digunakan oleh rumah sakit, maskapai penerbangan, bank, dan layanan besar lainnya lumpuh.
Dengan peristiwa tersebut CrowdStrike pun menjadi sorotan. Dan tidak hanya perusahaannya saja, CEO Crowdstrike, George Kurtz juga berhasil menarik perhatian banyak orang lantaran dinilai menjadi sosok yang paling bertanggungjawab atas peristiwa yang terjadi.
Lantas seperti apa profil CEO CrowdStrike? Berikut ulasannya pada Selasa (23/7/2024).
George Kurtz lahir di New Jersey, AS pada 5 Mei 1965. Ia dibesarkan di Parsippany-Troy Hills, New Jersey, dan bersekolah di Parsippany High School. Bakatnya di bidang teknologi informasi sudah muncul sejak ia duduk di kelas empat, di mana Kurtz mulai memprogram video game.
Kurtz memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang keamanan, termasuk pengalaman luas dalam mendorong pertumbuhan pendapatan dan meningkatkan skala organisasi di seluruh dunia. Karirnya dimulai pada tahun 1999 sebagai pendiri dan CEO Foundstone.
Foundstone sendiri merupakan sebuah perusahaan produk dan layanan keamanan di seluruh dunia, memiliki salah satu praktik respons insiden terkemuka di industri, dan diakuisisi oleh McAfee pada bulan Oktober 2004. Setelah akuisisi tersebut, Kurtz otomatis bergabung dengan McAfee.
Di McAfee, Kurtz menjabat berbagai posisi, termasuk Chief Technology Officer dan GM Seluruh Dunia serta EVP Enterprise. Setelah tak lagi bekerja di McAfee, Kurtz kemudian mendirikan CrowdStrike pada 2012 bersama koleganya, Dmitri Alperovitch.
Latar belakang wirausaha dan kemampuannya mengkomersialkan teknologi baru telah memungkinkannya mendorong inovasi ke pasar sepanjang kariernya. Kurtz sendiri diperkirakan memiliki kekayaan bersih sekitar USD3,4 miliar pada tahun 2024.
(Taufik Fajar)