JAKARTA - Kerugian akibat kejahatan siber secara global diperkirakan mencapai USD10,5 triliun atau sekira Rp17 kuadriliun per tahun pada 2025. Angka ini naik dari USD3 triliun atau Rp48 kuadriliun pada 2015. Demikian menurut laporan dari Cybersecurity Ventures.
Sementara itu, data dari CoinWire menunjukkan bahwa volume perdagangan kripto global diperkirakan akan mencapai USD108 triliun pada tahun ini dengan peningkatan signifikan dalam jumlah pengguna.
"Hal ini mencerminkan pertumbuhan industri kripto yang semakin mendapat tempat di pasar global, sehingga keamanan siber menjadi faktor kritis yang harus diperhatikan oleh semua platform perdagangan kripto," kata CEO Indodax Oscar Darmawan dalam keterangannya, Jakarta, Senin (29/7/2024).
Di Indonesia, kasus kebocoran data pribadi semakin sering terjadi dan menjadi perhatian utama di semua sektor, termasuk industri kripto. Kebocoran data yang mempengaruhi jutaan orang menunjukkan betapa pentingnya memiliki sistem keamanan yang kuat.
Hal ini membuktikan sistem perlindungan data yang efektif untuk mencegah kerugian yang signifikan bagi individu dan perusahaan merupakan suatu keharusan.
Tak cuma itu, ancaman siber terhadap platform kripto juga meningkat seiring dengan kemajuan teknologi dan teknik peretasan. Pelaku kejahatan siber semakin canggih dalam mengeksploitasi kelemahan sistem. Imbasnya, platform perdagangan kripto harus terus memperbaharui dan memperkuat sistem keamanan dan jaringannya.
"Jika tidak, perlindungan aset dan data pengguna dari berbagai bentuk serangan siber bisa terancam," katanya.
Sementara itu, Certik Skynet, lembaga pemeringkat keamanan siber terkemuka, menempatkan salah satu platform crypto exchange dari Indonesia, Indodax pada peringkat 13 dunia untuk keamanan siber.
Oscar juga menambahkan, bahwa kejahatan siber bisa mengancam siapa saja termasuk para investor kripto.
“Kami menghimbau para investor kripto untuk memilih platform kripto yang memiliki reputasi baik dengan sistem keamanan yang terjamin. Selalu pastikan bahwa platform yang dipilih menerapkan standar keamanan tinggi dan memiliki langkah-langkah perlindungan data yang efektif," ujarnya.
(Dani Jumadil Akhir)