JAKARTA - Pemerintah mendorong bangunan gedung berkelanjutan di Indonesia. Hal ini untuk memwujudkan permukiman yang baik dan ramah lingkungan.
Direktur Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Dian Irawati mengatakan, bangunan hijau dilakukan untuk mewujudkan infrastruktur bidang permukiman dan perumahan yang andal dan berkelanjutan.
Terdapat empat aspek utama dalam mewujudkan hal tersebut, yakni perwujudan permukiman layak huni, penerapan bangunan gedung hijau, pembangunan permukiman tahan bencana, serta penerapan teknologi dan permukiman ramah lingkungan.
"Karenanya, diperlukan dukungan aktif semua pihak pelaku pembangunan gedung mulai dari pemerintah daerah (Pemda), asosiasi profesi, dunia usaha akademisi, dan pihak terkait lainnya untuk mempercepat tercapainya pembangunan gedung hijau," pungkasnya, Kamis (1/8/2024).
Kementerian PUPR juga berkomitmen membangun infrastruktur di Indonesia dengan menerapkan sustainable development atau pembangunan berkelanjutan dengan mengedepankan konsep bangunan hijau yang efisien, hemat energi, air dan material. Hal ini perlu dilakukan mengingat dalam penyelenggaraan infrastruktur menghabiskan sumber daya material dan air sebesar 35%, sampah 25%, dan emisi gas rumah kaca hingga 40%.
Dian pun memberikan apresiasi kepada PT Rekso Nasional Food dalam menjalankan konsep bangunan gedung hijau untuk McDonald’s seperti di Ampera.
Menurutnya, McDonald’s Indonesia sudah melewati proses yang sangat panjang demi untuk mendapatkan sertifikat Bangunan Gedung Hijau ini, di antaranya penilaian kinerja bangunan yang mencakup beberapa aspek, yaitu pengelolaan tapak, efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan air, kualitas udara dalam ruang, pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah, dan penggunaan material ramah lingkungan.