Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cadangan Batu Bara BUMI Tembus 2,4 Miliar Ton

Gibran Khayirah Tavip , Jurnalis-Senin, 02 September 2024 |21:28 WIB
Cadangan Batu Bara BUMI Tembus 2,4 Miliar Ton
Cadangan batu bara emiten BUMI (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyatakan posisi cadangan yang tersimpan pada lokasi tambang batu bara mencapai 2,4 miliar ton. Cadangan batu bara tersebut berasal dari anak usaha BUMI, PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin) serta aset di Pendopo, Sumatera Selatan.

Sementara perkiraan potensi sumber daya mencapai 6,81 miliar ton. BUMI mengklaim bahwa dengan cadangan tersebut masih bisa memproduksi batu bara hingga 30 tahun dengan volume produksi mencapai 80 juta ton per tahun.

"KPC mencatat cadangan batu bara sebesar 721 juta ton dan Arutmin sebesar 327 juta ton," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava dalam keterangannya, Jakarta, Senin (2/9/2024).

Adapun aset BUMI di Pendopo memiliki cadangan sekitar 1,3 miliar juta ton.

"BUMI akan mengoptimalkan pendapatan dan laba bersih jangka panjang dari cadangan yang ada. Untuk itu, BUMI akan mengadopsi proses digital dalam operasional, dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi biaya produksi lainnya," katanya.

BUMI berkomitmen memenuhi wajib pasok dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) yang ditetapkan pemerintah, tujuannya adalah menjamin keamanan pasokan batu bara domestik secara berkelanjutan dan optimasi penerimaan negara. Setidaknya secara nasional, BUMI berkontribusi terhadap DMO sebesar 25%. BUMI mencatatkan kenaikan produksi batu bara menjadi 37,7 juta ton di semester I-2024, naik dari periode sama tahun 2023 yaitu sebesar 35,4 juta ton.

Kenaikan produksi batu bara itu didorong oleh performa kontraktor yang lebih baik, dan curah hujan yang lebih sedikit di wilayah pertambangan KPC.

Kendati produksi meningkat 7%, pendapatan BUMI turun pada semester 1-2024. BUMI mencatatkan pendapatan konsolidasi (KPC dan Arutmin) sebesar USD2,89 miliar, turun 13% secara tahunan atau year on year (yoy) dari sebelumnya USD3,30 miliar.

Sementara itu, laba sebelum pajak USD141 juta, total pendapatan USD135 juta, pendapatan yang dapat diatribusikan USD85 juta (Naik 3,8% YoY).

Pada semester pertama di tahun ini, terdapat beberapa tantangan baik dari segi harga, pasokan, permintaan, produksi, tantangan regulasi, DMO, dampak subsidi harga, serta struktur royalti yang tidak merata antar sektor dan subsidi mineral.

Untuk itu, rencana ekspansi BUMI di tahun ini adalah mengoptimalkan pendapatan dan laba bersih jangka panjang, selain itu BUMI juga akan mengadopsi proses digital dalam proses operasional dan berupaya semaksimal mungkin untuk menekan biaya produksi lainnya meski harga jualnya turun.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement