Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Indonesia Deflasi 5 Bulan Beruntun, BPS Ungkap Biang Keroknya

Atikah Umiyani , Jurnalis-Selasa, 01 Oktober 2024 |14:23 WIB
Indonesia Deflasi 5 Bulan Beruntun, BPS Ungkap Biang Keroknya
Deflasi September 2024 (Foto: Okezone)
A
A
A

BPS juga mencatat secara tahunan terjadi inflasi sebesar 1,84% dan secara tahun kalender terjadi inflasi 0,74%. Dari 38 provinsi yang dipantau BPS, 24 provinsi Indonesia mengalami deflasi sedangkan 14 lainnya mengalami inflasi.

"Deflasi terdalam sebesar 0,92% terjadi di Papua Barat sementara inflasi tertinggi terjadi di Maluku Utara sebesar 0,65%," kata Amalia.

Harga BBM Turun Sumbang Deflasi di September 2024

BPS mencatat penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi menjadi salah satu penyumbang inflasi September 2024 secara bulanan.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan deflasi yang terjadi pada September 2024 itu didorong oleh deflasi komponen harga bergejolak dan harga diatur pemerintah.

Dia menyebut, komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,04% dengan andil deflasi 0,01%.

"Komoditas yang dominan berikan andil deflasi pada komponen ini adalah bensin," jelasnya.

Amalia merincikan untuk komoditas bensin dan solar masing masing mengalami deflasi pada September 2024 dengan tingkat deflasi masing-masing 0,72% dan 0,74%.

"Penurunan harga bensin menyumbang deflasi dengan andil deflasi sebesar 0,04% dan tingkat deflasi bensin pada September 2024 kalau kita bandingkan dengan data-data sebelumnya ini relatif yang terdalam sejak Desember 2023," tuturnya.

Sementara itu untuk komponen harga bergejolak mengalami deflasi 1,34% dan memberikan andil deflasi 0,21%. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, dan tomat.

Amalia menambahkan, pada September 2024 komponen inti masih mengalami inflasi 0,16% secara bulanan dan memberikan andil sebesar 0,10%.

"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen inti adalah kopi bubuk dan biaya akademi atau perguruan tinggi," ujar Amalia.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement