Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fakta Lifting Minyak Terus Turun Bikin Jokowi Khawatir

Feby Novalius , Jurnalis-Sabtu, 12 Oktober 2024 |09:04 WIB
Fakta Lifting Minyak Terus Turun Bikin Jokowi Khawatir
Fakta Lifting Minyak Terus Turun. (Foto: Okezone.com/Feby)
A
A
A

4. Pakai Teknologi

Kedua, intervensi teknologi. Bahlil pun menceritakan, pengalamannya yang baru pulang dari Blok Cepu di mana pertama kali Exxon Mobi hanya memukan 100 ribu BOPD. Namun dengan melakukan intervensi, perusahaan tersebut mmpu menaikkan kapasitasnya menjadi 150 BOPD.

Artinya, lanjut Bahlil, secara pengalaman sumur-sumur yang ada bisa itu bisa diintervensi dengan teknologi untuk meningkatkan kapasitas produksinya.

"Dan kemarin saya sudah bicara sama Pertamina samaSKK Migas ternyata dalam pengalamannya kalau diintervensi dengan teknologi bisa meningkatkan 20 persen dari total lifting kita sekarang," jeas Bahlil.

"Artinya kalau 600 ribu kali 20 persen itukan bisa dapat 120 ribu barel dan ini sudah kita lakukan, sudah kerjasama dengan beberapa perusahaan baik dari Amerika baik dari China dimana salah satu intervensi teknologinya adalah Enchance Oil Recovery/EOR," lanjutnya.

Kemudian catatan ketiga yaitu ekplorasi. Diakui Bahlil, hingga perizinan eksplorasi di hulu migas masih sulit.

Sebab proses peerizinan untuk eksplorasi migas di Indonesia selama ini setidaknya masih membutuhkan 300 izin dan sekarang sudah dipangkas menjadi kurang lebih 150 sampai 200 izin.

"Maka ke depan selain kita optimalkan sumur-sumur tua, (sumur) yang idle kita harus bangkitkan dia dan intervensi teknologi. Kepada sumur-sumur yang berjalan kita harus lakukan penetrasi thdp eksplorasi baru nah dimana sumur-sumur baru itu lebih banyak di wilayah Timur untuk minyak itu di wilayah Sulawesi, Maluku, ini kita akan kasih betul-betul pelayanan prima karena hanya denganini kita bisa mendapatkan penambahan lifting," pungkas Bahlil.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement