Gaji, Tunjangan dan Fasilitas Mewah
Pelantikan Utusan Khusus Presiden itu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 76/M tahun 2024 tentang Pengangkatan Utusan Khusus Presiden RI tahun 2024-2029, yang ditetapkan di Jakarta 21 Oktober 2024 oleh Presiden Prabowo Subianto.
Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan merupakan jabatan setingkat menteri.
Gaji para Utusan Khusus Presiden disesuaikan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 137 Tahun 2024 tentang Penasihat Khusus Presiden, Utusan Khusus Presiden, Staf Khusus Presiden, dan Staf Khusus Wakil Presiden.
Disebutkan dalam Perpres tersebut, gaji dan hak keuangan lainnya seorang Utusan Khusus Presiden disamakan dengan level menteri.
"Hak keuangan dan fasilitas lainnya bagi utusan khusus presiden diberikan setinggi-tingginya setingkat dengan jabatan menteri," tulis Pasal 22 Perpres Nomor 137 Tahun 2024.
Merujuk pada Pasal 2 PP Nomor 60 Tahun 2000 yang mengatur hak keuangan menteri kabinet, menteri negara mendapatkan gaji pokok sebesar Rp5.040.000 per bulan. Lalu, tunjangan jabatan sesuai Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 2001 sebesar Rp13.608.000 yang juga diberikan per bulan, sehingga mendapatkan Rp18.648.000 atau Rp18,6 juta per bulan.
Selain itu, ada tunjangan lain, seperti tunjangan anak/istri, pensiun, kendaraan dinas, biaya pemeliharaan, hingga fasilitas kesehatan.
Utusan Khusus Presiden berhak mendapatkan kendaraan dinas, rumah jabatan, dan pelayanan kesehatan melalui mekanisme jaminan asuransi kesehatan. Mereka juga akan mendapat biaya perjalanan, biaya pemeliharaan rumah dan kendaraan dinas, serta biaya pengobatan, perawatan, dan rehabilitasi.
Profil Gus Miftah
Gus Miftah merupakan seorang pendakwah ternama di Indonesia sekaligus pendiri Pondok Pesantren Ora Aji yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta. Gaya dakwahnya yang unik dan berbeda dari kebanyakan ulama menjadikan diya figur populer, terutama di kalangan generasi muda.
Lahir di Lampung pada 5 Agustus 1981, Gus Miftah merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dan memiliki garis keturunan langsung dari Kiai Muhammad Ageng Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo, Jawa Timur. Meskipun berasal dari keluarga pesantren yang kuat, Gus Miftah memilih pendekatan dakwah yang modern, santai, dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak muda.
Salah satu contoh metode dakwah yang berbeda yang dilakukan Gus Miftah adalah ketika ia menggelar acara shalawat di sebuah klub malam di Bali pada 2018. Langkah itu mencerminkan upayanya untuk menyebarkan pesan agama kepada mereka yang biasanya kurang tersentuh oleh dakwah konvensional.
Pondok Pesantren Ora Aji yang dipimpinnya juga dikenal sebagai pusat kegiatan keagamaan yang menarik perhatian masyarakat, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain sebagai mubalig, Gus Miftah aktif dalam kegiatan sosial dan sering memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
(Dani Jumadil Akhir)