Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dicecar DPR soal Oplos BBM Pertalite Jadi Pertamax, Ini Pembelaan Pertamina

Felldy Utama , Jurnalis-Rabu, 26 Februari 2025 |15:18 WIB
Dicecar DPR soal Oplos BBM Pertalite Jadi Pertamax, Ini Pembelaan Pertamina
Dicecar DPR soal Oplos BBM Pertalite Jadi Pertamax, Ini Pembelaan Pertamina (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Komisi XII mencecar Pertamina Patra Niaga soal isu BBM Pertamax yang dioplos dengan Pertalite. Isu ini muncul usai Kejagung mengungkap kerugian negara akibat kasus dugaan tindak pidana korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina, subholding, dan KKKS 2018-2023 mencapai Rp193,7 triliun. Sebanyak tujuh orang ditetapkan sebagai tersangka.

Pelaksana Tugas Harian (PTH) Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra memastikan RON yang dijual di SPBU tetap sama sebagaimana yang didapat dari terminal.

1. Penjelasan Pertamina soal RON 90

Penjelasan ini disampaikan Ega sekaligus menjawab soal modus praktik mengoplos RON 90 dalam hal ini Pertalite menjadi Pertamax dari kasus dugaan tindak pidana korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada Pertamina subholding dan KKKS tahun 2018-2023. Diketahui, kasus ini belakangan mendapat sorotan tajam dari publik.

"Dengan tetap menghormati proses hukum yang sedang berjalan, ijin kami memberikan penjelasan terkait isu yang berkembang di masyarakat, khususnya terkait kualitas BBM RON 90 dan RON 92," kata Ega dalam rapat bersama Komisi XII DPR di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2/2025).

2. Kilang Pertamina

Ega menjelaskan, skema penyediaan barang untuk produk gasoline RON 90 dan 92, terdapat dari dua sumber. Pertama, kilang Pertamina di dalam Negeri. Kedua, sumber pengadaan dari luar Negeri.

Dari kedua sumber tersebut, Pertamina Patra Niaga sudah menerima dalam bentuk RON 90 dan RON 92, dan tidak dalam bentuk RON lainnya.

"Jadi untuk pertalite kita sudah menerima produk baik dari kilang maupun dari luar Negeri, itu adalah bentuk RON 90. Untuk 92 juga sudah dalam bentuk RON 92 baik dari kilang Pertamina maupun pengadaan dari luar Negeri," ujarnya.

"(Jadi) tidak ada proses perubahan RON," tuturnya menegaskan.

 

3. Produk Pertamax

Meski sudah sesuai RON yang diterima dari kedua sumber tersebut, namun itu sifatnya masih best fuel, dan belum ada aditifnya. Ega menjelaskan, sebagaimana badan usaha lainnya, tentu Pertamina memiliki produk unggulan, dalam hal ini Pertamax.

Oleh karenanya, tutur dia, untuk produk Pertamax dengan RON 92, maka Pertamina menambahkan aditif dan proses penambahan warna.

"Proses ini adalah proses injeksi blending. Proses blending ini adalah proses yang common dalam produksi minyak yang merupakan bahan cair. Ketika kita menambahkan proses blending ini, tujuannya adalah untuk meningkatkan value daripada produk tersebut," kata Ega.

"Jadi best fuel RON 92 ditambahkan aditif agar ada benefitnya, penambahan benefit untuk performance dari produk-produk ini," ujarnya melanjutkan.

Meski begitu, dia memastikan seluruh proses atau tahapan dari kilang minyak dalam Negeri maupun pengadaan dari luar Negeri hingga menuju terminal, Pertamina Patra Niaga mengklaim selalu ada uji labnya untuk menilai kualitas produk yang diterima.

"Setelah kita terima di terminal, itu pun di terminal juga melakukan rutin pengujian kualitas produk. Nah, itu pun kita terus jaga sampai ke SPBU. Sehingga, ijin kami menyampaikan, kami berkomitmen dan kami berusaha memastikan bahwa yang dijual di SPBU untuk RON 92 adalah sesuai dengan RON 92, yang RON 90 sesuai dengan RON 90," pungkasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement