JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pada Februari 2025 sebesar USD18,86 miliar. Angka ini naik sebesar 5,18% dibandingkan Januari 2025.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, impor migas senilai USD2,87 miliar atau naik 15,50% secara bulanan. Sementara itu impor non migas senilai USD16 miliar juga mengalami meningkat 3,52% secara bulanan.
"Penurunan nilai impor secara bulanan ini didorong oleh peningkatan nilai impor non migas yang memberikan andil sebesar 3,03%, dan juga penurunan impor migas dengan andil sebesar 2,14%," ujar Amalia dalam konferensi pers Rilis BPS, Senin (17/3/2025).
Secara tahunan, nilai impor Februari 2025 meningkat 2,30%. Nilai impor non migas naik 3,47% sementara migas turun 3,76% secara tahunan (yoy).
"Peningkatan impor secara tahunan juga didorong oleh kenaikan impor non migas yang andil kenaikannya 2,91%," ungkap Amalia.
Berdasarkan data BPS, peningkatan nilai impor secara bulanan utamanya didorong oleh impor bahan baku/penolong. Nilai impor bahan baku/penolong naik 7,44% pada Februari 2025 dengan andil peningkatan sebesar 5,38%.
Untuk perkembangan impor kurma pada Februari 2025 tercatat 16,47 ribu ton atau USD18,09 juta. Impor kurma terbesar dari Mesir dengan 9,24 ribu ton (56,12%), Arab Saudi dengan 2,69 ribu ton (16,32% dan Uni Emirat Arab dengan 1,19 ribu ton (7,22%).