Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Prabowo Singgung Masih Banyak Tambang Ilegal dan Penyelundupan Emas: Harus Diberantas!

Riyan Rizki Roshali , Jurnalis-Senin, 17 Maret 2025 |15:29 WIB
Prabowo Singgung Masih Banyak Tambang Ilegal dan Penyelundupan Emas: Harus Diberantas!
Prabowo Singgung Masih Banyak Tambang Ilegal dan Penyelundupan Emas: Harus Diberantas! (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menyinggung soal adanya tambang ilegal dan penyelundupan emas. Hal ini dia sampaikan saat meresmikan produksi pabrik pemurnian logam mulia milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur, Senin (17/3/2025).

Mulanya, ia menilai peresmian tersebut memiliki memiliki makna tersendiri bagi bangsa dan negara.

“Saudara-saudara, kita juga diingatkan oleh peristiwa hari ini bahwa kita negara yang seharusnya bersyukur. Kita memiliki sumber alam yang cukup besar,” kata Prabowo dalam sambutannya.

1. Cadangan Emas RI

Dia pun menilai, saat ini Indonesia memiliki cadangan emas ke-6 terbesar di dunia. Ia pun menginginkan hal itu dikelola dengan baik. Namun, menurutnya, masih ada upaya ilegal mining dan penyelundupan emas ke luar negeri.

“Masih terdapat beberapa penyimpangan-penyimpangan, ada illegal mining di mana-mana, ada penyelundupan, penyelundupan emas ke luar negeri tanpa melalui proses yang benar,” ujar dia.

 

2. Rugikan Negara

Tentunya, lanjut dia, dengan ada praktik tersebut sangat merugikan negara hingga masyarakat. Oleh karena itu, ia menegaskan akan terus memberantas upaya yang merugikan negara tersebut.

“Ini merugikan negara, bangsa dan rakyat dan ini akan kita tindak, akan kita telusuri, kita harus terus menerus memberantas segala penyimpangan, penyelundupan, penyelundupan ke luar Indonesia merugikan penerimaan kita,” ungkapnya.

“Penyelundupan barang luar ke Indonesia juga mengancam industri kita, mengancam pekerjaan ratusan ribu rakyat kita,” imbuh dia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement