Tarif umum ini mulai berlaku pada 5 April, sementara tarif khusus negara tertentu akan diterapkan mulai 9 April. Trump beralasan bahwa kebijakan ini bertujuan melindungi industri dalam negeri AS serta mengurangi utang nasional.
Namun, pengumuman ini memicu reaksi negatif dari para analis dan investor.
"Tarif yang diumumkan lebih agresif dari perkiraan, terutama bagi Eropa dan China, dengan tarif mencapai 20% hingga 54%," tulis Analis Barclays dalam sebuah catatan.
Mereka memperingatkan bahwa ketidakpastian akibat tarif ini dapat meningkatkan risiko resesi, membuat pasar saham berpotensi mengalami tekanan lebih lanjut sebelum pulih.
(Feby Novalius)