JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan Malaysia tertarik ingin mempelajari sistem pertanian Indonesia dalam menyiapkan stok cadangan pangan, terutama saat perubahan iklim.
Amran menyebut telah menemui Menteri Pertanian Malaysia, yang mengakui kesulitan mempertahankan produktivitas akibat perubahan iklim, sementara Indonesia berhasil melalui langkah cepat seperti pompanisasi.
"Kami ketemu Menteri Pertanian Malaysia. Itu produktivitas (terganggu) karena ada perubahan iklim, perubahan iklim. Kemudian kita (Indonesia) mengantisipasi perubahan iklim itu dengan langkah cepat, yaitu pomponisasi. Nah ini mungkin tidak dilakukan sehingga mereka minta belajar ke Indonesia," kata Mentan di Jakarta, Minggu (27/4/2025).
Dia mengatakan keberhasilan Indonesia dalam mengantisipasi perubahan iklim tak lepas dari penerapan teknologi pertanian seperti penggunaan benih unggul, pengelolaan air yang efisien, pembangunan sumur dangkal dan dalam, serta sistem irigasi berbasis pompa.
Menurutnya, upaya itu yang membuat Malaysia menyatakan kesiapannya mengirimkan waktu untuk belajar ke Indonesia.
“Minta belajar tentang benih, tentang pengelolaan air, tentang sumur dangkal, sumur dalam, irigasi pompa. Mereka akan mengirimkan tim belajar di Indonesia,” ujar Mentan.
Amran menekankan betapa terbukanya berbagi pengalaman dan teknologi dengan negara sahabat, sebagai bentuk kontribusi terhadap ketahanan pangan regional di tengah ancaman krisis pangan akibat perubahan iklim global.
Kendati demikian, Amran tidak menyebutkan secara rinci kapan tim pertanian dari Malaysia akan mengirimkan timnya untuk belajar ke Indonesia.
Mentan melaporkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) secara nasional saat ini mencapai 3.180.000 ton yang ada di gudang Perum Bulog. Angka itu dinilai tertinggi dalam 23 tahun terakhir, bahkan menjadi yang tertinggi sejak Indonesia merdeka.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia melakukan pertemuan dengan Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman di Jakarta, pada Selasa (22/4), membahas potensi kerja sama di sektor pertanian, dengan fokus utama pada pertukaran teknologi.
Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu menyampaikan ketertarikannya untuk mempelajari kemajuan teknologi pertanian yang diterapkan di Indonesia, khususnya dalam komoditas padi dan jagung.
Ia mengatakan, gagal juga membuka peluang untuk melakukan transfer pengetahuan pertanian antar kedua negara.
“Kami akan berupaya untuk melakukan pertukaran teknologi atau melakukan pelatihan bersama sehingga kami juga dapat memperoleh segala bentuk teknologi baru di bidang pertanian, khususnya padi, ikan, jagung, dan berbagai hal lainnya antara dua negara tetangga yaitu Malaysia dan Indonesia,” ujar Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu dalam jumpa pers selepas pertemuan tersebut.
Lebih lanjut, ia mengakui keunggulan teknologi pertanian Indonesia, terutama dalam meningkatkan hasil panen padi nasional.
(Taufik Fajar)