Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ekonomi Indonesia di Bawah 5 Persen dan Konsumsi Rumah Tangga Lesu, Bansos hingga Gaji ke-13 Langsung Dicairkan

Anggie Ariesta , Jurnalis-Selasa, 06 Mei 2025 |09:30 WIB
Ekonomi Indonesia di Bawah 5 Persen dan Konsumsi Rumah Tangga Lesu, Bansos hingga Gaji ke-13 Langsung Dicairkan
Ekonomi Indonesia di Bawah 5?n Konsumsi Rumah Tangga Lesu, Bansos hingga Gaji ke-13 Langsung Dicairkan (Foto: Menko Airlangga/Okezone)
A
A
A

4. Akselerasi Belanja Pemerintah

Akselerasi belanja pemerintah menjadi fokus utama dengan target penyerapan yang lebih tinggi dari siklus triwulanan, dengan harapan dapat mendorong multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi. Pemerintah juga terus melakukan mitigasi risiko terkait potensi kebijakan Trump 2.0 dan memperluas pasar ekspor melalui negosiasi tarif dengan Amerika Serikat serta penyelesaian kerja sama Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU-CEPA).

"Bergabungnya Indonesia dengan BRICS serta aksesi ke OECD menunjukkan komitmen kita untuk memperkuat posisi di kancah ekonomi global. Ini akan mendukung transformasi ekonomi jangka panjang menuju Indonesia Maju," kata Menko Airlangga.

5. Ketahanan Ekonomi Indonesia

Airlangga juga menyoroti ketahanan ekonomi Indonesia yang solid di tengah ketidakpastian global, dengan pertumbuhan 4,87% (year-on-year) pada kuartal I 2025. Capaian ini melampaui pertumbuhan negara tetangga di ASEAN seperti Singapura (3,8%), Malaysia (4,4%), serta negara maju G20 seperti Amerika Serikat (2,0%) dan Uni Eropa (1,2%).

"Pencapaian pertumbuhan 4,87% menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat. Meskipun menghadapi tantangan eksternal seperti fragmentasi geoekonomi dan kebijakan proteksionisme yang meningkat, ekonomi kita tetap tumbuh solid," ujarnya.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan kontribusi 54,5%terhadap PDB dan pertumbuhan 4,89%. Ekspor juga tumbuh kuat sebesar 6,78% didukung oleh kenaikan ekspor nonmigas dan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara.

"Konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor penggerak utama ekonomi nasional. Kebijakan Pemerintah seperti pemberian THR, Bantuan Hari Raya, Program Mudik Gratis, dan diskon belanja terbukti mampu meningkatkan daya beli masyarakat selama Ramadan dan Lebaran," ungkap Menko Airlangga.

Sektor pertanian mencatatkan pertumbuhan tertinggi (10,52 %), diikuti Sektor Jasa Lainnya (9,84%), dan Jasa Perusahaan (9,27%). Pertumbuhan tertinggi secara regional terjadi di Pulau Sulawesi (6,40%) dan Pulau Jawa (4,99%). Meskipun demikian, pemerintah tetap waspada terhadap risiko perlambatan ekonomi global.

"Kami juga terus mencermati dan mewaspadai risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang disampaikan oleh IMF bahwa ekonomi dunia pada 2025 diproyeksikan tumbuh melambat di angka 2,8%serta pelemahan angka PMI di Indonesia dan di berbagai negara bulan ini,” ujar Menko Airlangga.
 

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement