Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Status Ojol dari Mitra Jadi Pegawai? Aplikator Sebut 90% Driver Akan Diputus Kerja

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Senin, 19 Mei 2025 |16:33 WIB
 Status Ojol dari Mitra Jadi Pegawai? Aplikator Sebut 90% Driver Akan Diputus Kerja
Ilustrasi Status Ojol dari Mitra Jadi Pegawai? Aplikator Sebut 90% Driver Akan Diputus Kerja (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Aplikator penyedia layanan ojek online (ojol) masih mempertimbangkan masukan terkait perubahan status kemitraan menjadi pegawai bagi para driver. Hal ini dinilai akan berdampak pada efisiensi, termasuk potensi pengurangan jumlah driver secara signifikan.

Direktur Bisnis inDrive Indonesia Ryan Rwanda mengatakan, sekira 90% mitra driver kemungkinan besar akan diputus jika status mereka diubah menjadi pegawai. Hal ini karena aplikator harus mematuhi regulasi ketenagakerjaan jika menjadikan driver sebagai pekerja formal.

"Jadi risikonya di situ. Kalau dari sisi kami, perhitungan saya kemarin, bisa-bisa hanya tersisa sekitar 10–13% driver yang aktif. Ini perhitungan kasar ya, dan pengurangan pendapatan mereka bisa sampai minus 7% per bulan," ujar Ryan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (19/5/2025).

1. Aplikator Keberatan

Menurutnya, perusahaan harus membayarkan asuransi, mulai dari ketenagakerjaan hingga kesehatan kepada para pekerja. Selain itu, perusahaan juga akan lebih selektif dalam memilih kandidat terbaik untuk dijadikan pegawai. Jam kerja pun akan diterapkan agar hak dan kewajiban antara perusahaan dan pekerja bisa terpenuhi.

"Kalau misalnya driver ini jadi pegawai tetap, tentu kami akan membuat persyaratan-persyaratan tertentu yang lebih ketat. Kami harus memberikan mereka jaminan sosial, asuransi tambahan, dan lain-lain. Nah, itu yang akan membuat jumlah driver jauh lebih sedikit karena beban tersebut," tambahnya.

 

2. Tiga Mitra Driver versi Grab

Chief of Public Affairs Grab Tirza R Munusamy menambahkan bahwa setidaknya ada tiga profil mitra driver Grab, pertama, orang yang memang tidak memiliki pekerjaan lain, kedua, orang yang mencari penghasilan tambahan alias punya pekerjaan tetap dan ketiga, orang yang mengisi waktu luang seperti mahasiswa atau ibu rumah tangga.

Tirza mengatakan bahwa perubahan status driver menjadi pegawai tentu akan mengikat mereka dalam kontrak kerja dengan aplikator, sehingga, pekerjaan sebagai driver ojol tidak lagi memiliki fleksibilitas waktu, yang merupakan salah satu daya tarik utama bagi para mitra.

"Kami sebetulnya menjadi bantalan sosial juga, misalnya untuk orang yang menunggu panggilan kerja, mahasiswa yang butuh uang tambahan, dan sebagainya. Karena fleksibilitas ini, mereka bisa narik atau tidak, itu terserah mereka," ujarnya.

Menurut Tirza, perubahan status menjadi pegawai tidak cocok dengan profil mayoritas mitra driver saat ini. Bahkan, tuntutan perubahan ini bisa berdampak besar terhadap pengurangan jumlah driver.

"Kalau diubah menjadi karyawan tetap, marwahnya menjadi tidak cocok. Ada beberapa hal yang akan terjadi: pertama, jumlah driver pasti tidak akan sebanyak sekarang karena ada hak dan kewajiban yang harus dipenuhi baik oleh pekerja maupun pemberi kerja," tambahnya.

3. Status Mitra Lebih Fleksibel

Senada dengan itu, Presiden On-Demand Services GoTo Catherine Hindra Sutjahyo menyatakan bahwa sistem kemitraan dengan driver justru mengutamakan fleksibilitas. Para driver dibebaskan untuk beroperasi atau tidak karena tidak terikat langsung dengan perusahaan.

"Jadi, kami melihat ini sebagai model yang justru menarik. Model yang memberikan fleksibilitas terhadap ekosistem untuk menyerap lebih banyak orang yang ingin berkarya dan mencari pendapatan tambahan," pungkasnya.
 

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement