Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sri Mulyani Sampaikan Asumsi Dasar Makro 2026 Buat Modal Kerja Prabowo, Ekonomi 5,2%-5,8%

Anggie Ariesta , Jurnalis-Selasa, 20 Mei 2025 |13:44 WIB
Sri Mulyani Sampaikan Asumsi Dasar Makro 2026 Buat Modal Kerja Prabowo, Ekonomi 5,2%-5,8%
Sri Mulyani Sampaikan Asumsi Dasar Makro 2026 (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2026 akan berada di kisaran 5,2% hingga 5,8%. Asumsi dasar makro ini akan menjadi modal kerja Presiden Prabowo Subianto menjalankan program di 2026

Proyeksi ini disampaikan dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-18 dengan agenda Penyampaian Pemerintah terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2026.

Sri Mulyani menekankan bahwa proyeksi tersebut mempertimbangkan berbagai dinamika gejolak dan ketidakpastian global yang masih akan dihadapi.

"Di tengah berbagai dinamika global, pertumbuhan ekonomi 2026 juga akan dihadapkan pada berbagai dinamika gejolak dan ketidakpastian, kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2026 pada kisaran 5,2% hingga 5,8% dengan tetap menjaga daya beli masyarakat, mendorong transformasi dan reformasi ekonomi termasuk hilirisasi sumber daya alam dan perbaikan iklim investasi dan sumber daya manusia," jelas Sri Mulyani, Selasa (20/5/2025).

Dia menambahkan bahwa laju pertumbuhan ini menjadi fondasi kuat untuk mencapai pertumbuhan hingga 8% dalam beberapa tahun ke depan, sejalan dengan visi Indonesia Maju 2045.

 



Selain pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani juga membeberkan asumsi makro ekonomi lainnya untuk tahun 2026:

- Suku Bunga SBN Tenor 10 Tahun: Diperkirakan berada pada kisaran 6,6% hingga 7,2%. Angka ini didukung oleh spread yang menarik dan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi serta kebijakan fiskal yang baik, yang akan menjaga minat beli investor di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan stabilitas nilai tukar rupiah.
- Nilai Tukar Rupiah: Terhadap dolar AS diperkirakan antara kisaran Rp16.500 hingga Rp16.900 per dolar.
- Inflasi: Ditargetkan di kisaran 1,5% hingga 3,5%, dengan tetap menjaga stabilitas harga baik dari sisi suplai maupun permintaan.
- Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP): Diperkirakan berada pada kisaran antara 60 hingga 80 dolar AS per barel, mengingat tensi gejolak politik dan pelemahan ekonomi global yang dapat memengaruhi harga minyak dan sumber daya alam Indonesia lainnya.
- Lifting Minyak: Ditargetkan sebesar 600.000 hingga 605.000 barel per hari.
- Lifting Gas: Diproyeksikan pada 953.000 hingga 1.017.000 barel setara minyak per hari. Upaya untuk terus meningkatkan lifting minyak dan gas akan terus dilakukan.

Dengan latar belakang asumsi makro tersebut, kebijakan fiskal 2026 akan terus didesain untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan menurunkan angka kemiskinan.
- Tingkat Kemiskinan: Ditargetkan turun pada rentang 6,5% hingga 7,5% pada tahun 2026.
- Tingkat Pengangguran Terbuka: Diperkirakan pada rentang 4,44% hingga 4,96% pada tahun ini dan 4,5% hingga 5% pada tahun 2026.
- Rasio Gini: Ditargetkan terus membaik pada rentang 0,377 hingga 0,38 pada tahun ini dan 0,379 hingga 0,382 pada tahun depan.
- Indeks Modal Manusia: Ditargetkan membaik di 0,57 dari target 2025 sebesar 0,56.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement