BRI juga konsisten menerapkan manajemen risiko yang prudent dalam penyaluran KUR. Per April 2025, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) tercatat sebesar 2,49 persen, mencerminkan portofolio yang sehat dan pengelolaan risiko yang optimal.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa penyaluran KUR merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam memperluas akses pembiayaan yang inklusif dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Komitmen dalam menyalurkan KUR kami harapkan dapat menciptakan multiplier effect yang signifikan dalam mendorong kemandirian usaha dan membuka lapangan kerja, serta di sisi lain juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Selain melalui pembiayaan, BRI juga terus memperkuat komitmennya melalui berbagai program pemberdayaan UMKM.
Program-program tersebut mencakup Desa BRILiaN, Klasterku Hidupku, Figur Inspiratif Lokal (FIL), hingga LinkUMKM, sebuah platform pemberdayaan berbasis digital yang bertujuan untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan kapasitas usaha UMKM.
(Agustina Wulandari )