JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memasak makanan favoritnya sejak kecil, yakni tempe. Tidak hanya menu tempe, Sri Mulyani mengembangkannya menjadi sambal tempe atau tempe gemprek.
"My comfort food, makanan favorit sejak kecil hingga sekarang," tulis Sri Mulyani dalam dalam akun Instagram resminya, Jakarta, Minggu (22/6/2025).
Sri Mulyani juga membagikan resep sederhana sambal tempe, menggunakan bawang putih, cabai merah dan rawit, garam, minyak jelantah, serta tempe goreng yang digeprek.
“Memasak makanan favorit adalah me time, ibarat meditasi dan penenang saraf yang menyenangkan,” tulis Sri Mulyani.
Unggahan tersebut bukan sekadar nostalgia pribadi, melainkan juga menjadi bagian dari keterlibatannya dalam Buku Masakan Indonesia yang disusun oleh Didit Hediprasetyo Prabowo, putra Presiden Prabowo Subianto, bersama tim yang terdiri dari Winda Malika Siregar, Ratna Sari, Febe Riri Siahaan, Ade Sari, Davy Lingga, Henricus, dan Adhi Wibowo.
Keterlibatan Didit Prabowo, yang dikenal sebagai desainer fashion ternama, dalam proyek buku masakan ini menjadi sorotan tersendiri. Proyek ini menunjukkan perhatiannya terhadap budaya dan warisan kuliner Indonesia, serta upaya memperkenalkan kekayaan rasa lokal kepada audiens yang lebih luas, termasuk generasi muda dan komunitas internasional.
Dalam konteks ekonomi, makanan seperti tempe memiliki arti penting. Tempe, sebagai produk fermentasi kedelai yang terjangkau dan bergizi, telah lama menjadi bagian dari ekonomi pangan rakyat.
Industri tempe melibatkan jutaan pelaku UMKM di seluruh Indonesia—mulai dari petani kedelai, produsen tempe rumahan, hingga pedagang kecil.
Data Kementerian Perindustrian mencatat bahwa sektor pangan berbasis kedelai, termasuk tempe dan tahu, menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan mendukung ketahanan pangan nasional.
Selain menjadi makanan sehari-hari, tempe kini juga menjadi produk ekspor yang mulai dikenal di berbagai negara karena kandungan gizinya yang tinggi dan cocok untuk tren makanan berbasis nabati (plant-based food).
Melalui kegiatan yang disebut Sri Mulyani sebagai “salah satu kegiatan agak laen yang menarik minggu ini”, promosi sambal tempe dalam konteks budaya dan buku masakan menjadi contoh konkret bagaimana kuliner bisa menjadi jembatan antara seni, ekonomi, dan diplomasi budaya.
Kehadiran tokoh-tokoh seperti Sri Mulyani dan Didit Prabowo dalam proyek ini menunjukkan kolaborasi lintas bidang—antara kebijakan publik dan budaya kreatif—untuk mengangkat kuliner lokal sebagai bagian dari identitas dan potensi ekonomi bangsa.
(Dani Jumadil Akhir)