Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Selat Hormuz, Ini Dampak Bila Iran Tutup Jalur Strategis Minyak Dunia

Nadzre Ayyara Fadl , Jurnalis-Selasa, 24 Juni 2025 |07:07 WIB
Mengenal Selat Hormuz, Ini Dampak Bila Iran Tutup Jalur Strategis Minyak Dunia
Iran akan membalas serangan tersebut dengan menutup Selat Hormuz. (foto ;Okezone.com/Reuters)
A
A
A

JAKARTA – Kegemparan serangan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran semakin memuncak. Iran akan membalas serangan tersebut dengan menutup Selat Hormuz.

Namun begitu, dampak yang ditimbulkan dari rencana penutupan Selat tersebut sangatlah masif. Pasalnya, seperlima atau 20% pasokan minyak mentah dunia melintasi Selat Hormuz, sehingga hal ini dapat mengganggu jalur ekspor minyak dan gas dari kawasan tersebut.

Selat Hormuz Terancam Ditutup Iran

Berbagai cara dimiliki Iran untuk menutup jalur ini. Mulai dari menanam ranjau hingga menggunakan pasukan militer IRGC untuk menyerang kapal-kapal yang masuk jalur tersebut. Adapun Iran telah menerapkan strategi ini dalam beberapa tahun terakhir.

Asal-usul Selat Hormuz

Pada tahun 1980-an saat Era perang Iran-Irak, Selat Hormuz pernah tercatat sebagai tempat di mana perang laut antara kedua negara tersebut terjadi, yang dikenal sebagai “Perang Tanker”.
 
Hal ini tentu bukanlah hal yang baru di perairan Selat Hormuz. Pada akhir 2007, angkatan laut Iran dan AS terlibat konflik. Selain itu peristiwa di mana speedboat Iran mendekati kapal perang AS yang menimbulkan kekacauan diplomatik meskipun tidak terjadi penembakan.
 
Sedangkan pada April 2023, pasukan Iran sempat menyita kapal tanker Advantage Sweet yang disewa oleh Chevron di Teluk Oman. Dibebaskan setelah setahun lebih kemudian. Dikarenakan hal ini, Iran yang telah membangun lalu lintas kapal di kawasan Teluk tersebut terganggu beberapa kali.
 
Dalam situasi seperti ini, militer AS biasanya bertindak cepat. Meskipun masih ada kemungkinan gangguan jangka panjang, dampaknya terhadap pasokan energi global tidak berlangsung lama atau terlalu besar.

 

Dua Negara yang Tidak Mengandalkan Selat Hormuz

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab adalah dua negara terbesar yang menghasilkan minyak di Teluk. Kedua negara tersebut memiliki rute lain untuk mengamankan pasokan minyak mereka dari Selat Hormuz jika terjadi konflik atau gangguan.
 
Diketahui bahwa Arab Saudi menghasilkan sekitar 9 juta barel per harinya, serta saluran pipa yang menghubungkan ladang minyak di Abqaiq ke pelabuhan Yanbu di Laut Merah. Kapasitas pipa tersebut mampu mengalirkan hingga 7 juta barel. Sebelumnya, hanya 5 juta barel per hari.
 
Sementara, Uni Emirat Arab memiliki pipa yang dapat mengalirkan 1,5 juta barel per hari. Minyak yang dialirkan dari ladang barat ke pelabuhan Fujairah yang terletak di luar jalur Selat Hormuz.
 
Walaupun memiliki rute selain jalur Selat Hormuz, rute tersebut tidak aman, dimana kelompok Houthi di Yaman (didukung oleh Iran) pernah beberapa kali menyerang kapal di laut Merah dan Terusan Suez, sehingga pengiriman terganggu.
 
Irak, Kuwait, dan Qatar masih sangat bergantung pada Selat Hormuz, dikarenakan tidak memiliki pipa alternatif.

Baca Selengkapnya: 5 Fakta Mengejutkan Selat Hormuz, Jalur Vital Pasokan Minyak Dunia
 

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement