JAKARTA - Berbagai upaya PT Pertamina (Persero) menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan produksi minyak nasional. Termasuk melalui berbagai proyek yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto, seperti peningkatan produksi minyak di Blok Cepu dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulu Belu pada 27 Juni 2025.
"Pertamina menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan produksi minyak nasional. Bahkan dalam upaya ketahanan energi nasional, Pertamina tidak hanya fokus pada energi fosil, tetapi juga mempersiapkan energi baru terbarukan sebagai sumber energi alternatif dan menuju energi bersih,” kata Anggota Komisi VI DPR Sartono Hutomo di Jakarta, Minggu (29/6/2025).
Menurut Sartono, upaya peningkatan produksi sebesar 30 ribu barel per hari di Blok Cepu merupakan langkah positif dalam menjaga ketahanan energi nasional. Hal ini mengingat kontribusi Blok Cepu terhadap produksi minyak nasional yang mencapai sekitar 25%. Dengan tambahan tersebut, kata Sartono, produksi harian dapat mendekati 180 ribu barel per hari dan menjadikannya salah satu blok paling produktif di Indonesia.
Artinya, kata dia peran Pertamina dalam Blok Cepu termasuk kontribusinya dalam pengembangan teknologi serta efisiensi operasi, adalah bukti bahwa BUMN ini tidak hanya menjalankan fungsi bisnis, tetapi juga fungsi negara dalam menjaga kedaulatan energi.
Peran serta Pertamina dalam upaya meningkatkan produksi Blok Cepu, jelas Sartono, juga menunjukkan bahwa kinerja BUMN tersebut dan pemegang saham lain, sangat sejalan dengan visi besar Pemerintahan Prabowo-Gibran dalam mewujudkan swasembada energi.
"Dengan meningkatkan produksi domestik, kita tidak hanya memperkuat ketahanan energi, tetapi juga memperbaiki neraca perdagangan dan mengurangi tekanan terhadap APBN akibat subsidi impor BBM,” ucap Sartono.
Begitu pula dengan PLTP Ulu Belu. Sartono mengatakan, proyek strategis ini tidak hanya memperkuat bauran energi nasional. Selain itu, imbuhnya, juga menunjukkan bahwa Indonesia melalui Pertamina serius dalam mengembangkan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, menurunkan emisi karbon, dan memenuhi komitmen global terhadap pengendalian perubahan iklim.
“Yang jelas, pengembangan EBT harus dilakukan secara adil, efisien, dan tidak membebani masyarakat. Komisi VI DPR RI akan terus mendorong agar roadmap transisi energi dijalankan secara komprehensif dan sesuai amanat Undang-Undang Energi Nasional,” lanjut Sartono.
Sementara itu, Direktur Center for Energy Policy M Kholid Syeirazi mengatakan, dalam rangka mengatrol lifting nasional, upaya peningkatan produksi Blok Cepu harus diapresiasi.
Menurutnya, upaya tersebut juga diharapkan bisa menopang tercapainya ketahanan energi. Termasuk di dalamnya, agar target Pemerintah, bahwa pada 2030 produksi minyak bisa tembus 1 juta barel per hari bisa tercapai.
"Ikhtiar apapun untuk meningkatkan produksi harus kita apresiasi,” ujarnya.
Kholid juga sependapat, upaya peningkatan produksi Blok Cepu menunjukkan kinerja Pertamina yang terus berusaha meningkatkan produksi minyak dalam negeri. “Ya, faktanya Pertamina memang jadi ujung tombak. Sekarang produksi minyaknya sudah lebih dari setengah dari kebutuhan nasional dengan jaringan PHE dan PIEP,” kata dia.
Untuk menuju ketahanan energi apalagi swasembada energi, berbagai upaya tersebut harus dibarengi dengan kebijakan yang mendukung iklim investasi.
"Yaitu kemudahan berbisnis, kepastian hukum dan fiscal term," tutupnya.
Pertamina melalui anak perusahaan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk terus mengembangkan energi baru terbarukan berbasis panas bumi atau Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Ulubelu Gunung Tiga, Lampung dengan kapasitas 55 megawatt (MW). Pembangunan energi bersih ini diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto
Prabowo mengatakan, energi adalah bagian sangat penting dalam kedaulatan suatu bangsa dan kita juga mesti bersyukur karena Indonesia memiliki sumber-sumber energi yang luar biasa.
"Sumber-sumber energi yang terbarukan ada di kita, tinggal kita mengelola dengan baik dan hari ini bukti kemampuan bangsa Indonesia untuk menuju swasembada energi yang sangat menentukan bagi masa depan kita," ujar Prabowo
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan, Pertamina sebagai pemimpin transisi energi di Indonesia berkomitmen terus mengembangkan energi baru terbarukan berbasis geothermal yang potensinya sangat besar.
"Sesuai yang diamanahkan Pemerintah, Pertamina menjadi tulang punggung pembangunan energi berkelanjutan mendukung ketahanan energi nasional," terang Simon.
Presiden Prabowo Subianto meresmikan pengoperasian peningkatan produksi minyak sebesar 30 ribu barel per hari dari Blok Cepu. Proyek ini menjadi langkah penting dari upaya menuju swasembada energi nasional.
"Kita sangat bersyukur, bangsa Indonesia diberi karunia potensi dan kekayaan yang luar biasa. Saya telah memberi target untuk menjadi swasembada energi, dan hasilnya sudah menunjukkan produksi kita yang meningkat luar biasa," ujar Prabowo.
Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan, Pertamina terus mendorong Pertamina Group untuk produktif mendukung ketahanan dan swasembada energi nasional.
Proyek pengeboran di Lapangan Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) sendiri menggunakan rig canggih yang dirancang dan dibangun di dalam negeri. Hal ini menunjukkan kemampuan dan inovasi nasional dalam operasi hulu migas.
"Proyek ini menunjukkan bagaimana inovasi dan kolaborasi dapat meningkatkan produksi serta mendukung pencapaian target produksi nasional," jelas Simon.
(Taufik Fajar)