Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Nikel RI Diprediksi Terus Tertekan hingga Akhir 2025, Tarif Dagang AS Jadi Pemicu

Feby Novalius , Jurnalis-Selasa, 22 Juli 2025 |09:11 WIB
Harga Nikel RI Diprediksi Terus Tertekan hingga Akhir 2025, Tarif Dagang AS Jadi Pemicu
Indonesia dapat memanfaatkan peluang itu sebagai pemain kunci non-China. (Foto :Okezone.com/Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Emiten pertambangan, PT PAM Mineral Tbk (NICL), memperkirakan harga nikel masih bergerak fluktuatif pada semester II-2025. Hal ini terimbas dari kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat yang masih menghantui stimulus ekonomi global, ditambah dengan adanya kelebihan pasokan yang dapat menambah tekanan pada harga nikel.

Namun, industri nikel domestik memiliki peluang strategis, di mana ketegangan antara China dan negara Barat membuat banyak negara mencari alternatif pasokan logam kritis. Indonesia dapat memanfaatkan peluang itu sebagai pemain kunci non-China.

Direktur Utama NICL, Ruddy Tjanaka, menyampaikan kondisi dan situasi nikel domestik saat ini semakin kompetitif dengan adanya beberapa smelter yang beroperasi dengan berbagai teknologi sehingga menjadi keuntungan untuk perseroan dengan beberapa jenis kategori (produk) ore yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan pasar.

Melihat situasi pasar domestik saat ini sebagai bagian dari strategi, NICL memperluas jaringan pemasaran melalui upaya menjalin kerjasama dengan beberapa smelter dan trader sehingga wilayah area pemasaran tidak hanya di wilayah Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, tetapi juga sampai ke Pulau Obi dan Pulau Halmahera.

“Perseroan juga akan membuka peluang untuk mencari beberapa partner strategis dalam rangka pengembangan usaha Perseroan,” katanya, Selasa (22/7/2025).

Kinerja NICL di Semester I-2025

NICL mencatatkan penjualan pada semester pertama tahun 2025 sebesar Rp1,05 triliun, meroket sebesar 152,07% dibandingkan dengan perolehan penjualan pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp419,19 miliar. Peningkatan yang signifikan pada nilai penjualan ditopang dengan peningkatan volume penjualan nikel dari 707.597 mt menjadi 1.885.433 mt atau meningkat sebesar 166,46%.

 

Imbas dari peningkatan penjualan yang diiringi dengan efisiensi biaya, Laba Kotor Perseroan juga meningkat tajam dari Rp142,85 miliar pada semester satu 2024 menjadi sebesar Rp523,46 miliar. Hal ini mencerminkan peningkatan yang signifikan sebesar 266,43% YoY. Seiring dengan peningkatan laba kotor, Marjin Laba Kotor Perseroan juga mengalami peningkatan dari sebesar 34,08% melesat menjadi sebesar 49,54%.

Sejalan dengan peningkatan Laba Kotor, Laba Usaha Perseroan juga meroket dari sebelumnya hanya sebesar Rp87,87 miliar pada semester satu 2024 menjadi Rp456,30 miliar pada semester satu 2025 atau meningkat tajam sebesar 419,32%. Peningkatan volume penjualan serta efisiensi beban usaha menyebabkan Laba Neto Periode Berjalan Perseroan melambung tajam, yaitu sebesar Rp358,07 miliar pada semester satu 2025 dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp73,59 miliar. Laba Neto Periode Berjalan semester satu 2025 meningkat tajam sebesar 386,51% dari periode sebelumnya.

“Sejak akhir tahun 2024, harga acuan nikel domestik mengalami penurunan sebesar 3,80% sejalan dengan tren global dan euforia pasar kendaraan listrik yang mulai normal serta meningkatnya permintaan baja stainless steel. Kami melihat bahwa penurunan harga nikel tersebut merupakan koreksi positif dan sudah diprediksi oleh perseroan. Perseroan sudah menyiapkan langkah antisipatif sejak awal tahun, tercermin dengan kinerja operasional dan keuangan Perseroan yang bertumbuh pada semester pertama tahun 2025. Kami meyakini penurunan harga ini merupakan fluktuasi jangka pendek dan Perseroan berkomitmen untuk tetap adaptif terhadap situasi terkini guna mempersiapkan juga mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi,” ungkap Ruddy.

“Di tengah situasi geopolitik global yang belum stabil dan turut berdampak pada perekonomian dalam negeri, kami tetap merasa puas dengan kinerja operasional dan keuangan Perseroan pada kuartal kedua 2025,” ungkapnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement