JAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) mencatat realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp8,8 triliun pada semester I 2025.
Dana tersebut terutama dialokasikan untuk pembelian alat berat di bisnis kontraktor pertambangan, kegiatan replanting di sektor agribisnis, serta pengembangan bisnis otomotif.
Wakil Presiden Direktur Astra, Rudy, mengatakan capex terbesar berasal dari sektor pertambangan.
“Kalau kita bicara tentang capex, realisasi belanja modal Astra sampai semester I 2025 itu sebesar Rp8,8 triliun. Terutama ini dipakai untuk pembelian alat berat untuk bisnis kontraktor pertambangan,” jelas Rudy dalam paparan publik, Rabu (27/8).
Selain itu, perseroan juga mengalokasikan belanja modal untuk pemeliharaan lahan di Astra Agro serta pengadaan mesin produksi dan lahan baru di unit bisnis otomotif.
“Di samping itu, kita juga ada kegiatan replanting dan mill spot maintenance di bisnis Astra Agro. Untuk otomotif, berupa pembelian mesin produksi di Astra Otoparts dan juga renovasi maupun pembelian lahan-lahan baru untuk cabang-cabang kita,” tambahnya.
Hingga paruh pertama tahun ini, net capex Astra mencapai Rp8,24 triliun, relatif stabil dibandingkan Rp8,37 triliun pada periode yang sama 2024.
Sementara itu, total aset konsolidasi per 30 Juni 2025 tercatat Rp487,79 triliun, naik 3 persen dari Rp471,36 triliun pada akhir 2024.
Rudy menambahkan bahwa realisasi capex tersebut masih di bawah target awal tahun. Pada awal 2025, Astra mencanangkan capex sebesar Rp26 triliun.
“Namun melihat situasi dan kondisi yang ada, rasanya kami akan sesuaikan dengan yang seharusnya kami spend dengan kondisi bisnis yang cukup challenging pada saat ini,” katanya.
Selain belanja modal, Astra juga merealisasikan investasi sebesar Rp3,3 triliun hingga semester I 2025. Investasi tersebut mencakup pengembangan aset gudang logistik modern dan sektor kesehatan.
“Rasanya masih ada beberapa proyek dalam pipeline kami saat ini yang akan kami realisasikan di semester II 2025,” ujar Rudy.
(Taufik Fajar)