JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto meminta kepada para pengusaha untuk membuka lowongan magang bagi mahasiswa. Hal ini ia sampaikan saat bersilaturahmi dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Kamis (4/8/2025).
Airlangga menilai program magang merupakan salah satu langkah strategis dalam menjembatani lulusan perguruan tinggi dengan dunia kerja.
Dengan terbukanya kesempatan magang secara masif, diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengalaman yang berguna bagi peserta didik sebelum terjun ke dunia kerja.
"Diusulkan agar para pengusaha, usaha-usaha besar bisa membuka untuk magang para lulusan perguruan tinggi yang sebentar lagi akan masuk ke lapangan kerja. Sehingga dengan magang itu nanti akan sebagian akan menyerap angkatan kerja baru yang baru masuk," ungkapnya.
Menko Airlangga juga menyoroti peluang besar di sektor pariwisata seiring dengan dibukanya kembali sejumlah bandara internasional.
Menurutnya, ini adalah momentum bagi para pengusaha di sektor tersebut untuk memperluas lapangan kerja, termasuk melalui program magang.
"Kemudian juga tentu di beberapa sektor, termasuk pariwisata ini dengan kesempatan yang diberikan Bapak Presiden untuk membuka airport-airport internasional ini didorong untuk agar bisa beberapa kawasan yang sudah menjadi andalan pariwisata dan para pengusahanya untuk mendorong itu," lanjut Menko Airlangga.
Selain pariwisata, sektor digital juga menjadi fokus yang tak boleh dikesampingkan.
Dia menekankan pentingnya pengembangan talenta digital seiring dengan akselerasi transformasi industri berbasis teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan machine learning yang telah digagas sejak era industri 4.0.
Kemudian juga yang terkait dengan digitalisasi, tadi ada digitalisasi termasuk AI itu akan memperkerjakan tenaga kerja yang banyak.
Maka itu, pengusaha akan mendorong itu dan itu kan sebetulnya kayak machine learning dan yang lain, itu sudah di-launching sejak kita launch industri 4.0. Jadi ini sekarang sebetulnya akselerasinya akan menjadi semakin tinggi," sebutnya.
Sebagai contoh, Airlangga mengungkapkan bahwa hanya untuk pekerjaan data labeling di sektor digital saja, kebutuhan tenaga kerja bisa mencapai puluhan ribu.
“Tadi disampaikan untuk data labeling saja, itu membutuhkan 10 ribu tenaga kerja. Jadi itu salah satu contoh di sektor digital,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie pun menyambut baik adanya inisiatif itu karena sejalan dengan kebutuhan para pelaku usaha.
Hanya saja ia menilai perlu pembahasan lebih lanjut agar program bisa dijalankan secara matang.
"Kita pada umumnya butuh juga tenaga kerja yang handal dan muda. Karena kita ketahui bahwa bukan hanya karena mereka butuhkan kerja, tapi kita juga membutuhkan. Sehingga nanti kita akan duduk dengan Menko untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana programnya," kata Anindya.
Anindya menambahkan bahwa di samping ketersediaan lowongan magang yang masif, regenerasi tenaga kerja juga menjadi hal yang penting untuk menjaga daya saing dunia usaha.
Menurutnya, pekerja bukan hanya perlu naik kelas secara ekonomi, tapi juga keterampilan.
"Karena bagaimanapun juga regenerasi daripada tenaga kerja itu juga penting. Sehingga semuanya bisa naik kelas. Jadi ketika kita bicara naik kelas, bukan saja naik kelas secara ekonomi, tapi naik kelas secara skill-nya. Yang muda mulai bekerja, yang sudah senior bisa menjadi istilahnya manager dan lain-lain," sebutnya.
Terkait usulan agar program magang tidak bersifat unpaid internship alias tanpa bayaran, Anindya membuka ruang diskusi untuk merancang skema yang saling menguntungkan bagi semua pihak.
"Intinya tinggal dibicarakan detailnya. Ujungnya kan produktivitas. Selama tentunya magang ini bisa menghasilkan produktivitas lebih baik, tentu dari sisi perusahaan akan terbuka untuk meninjau bagaimana untuk skema pembayarannya. Supaya juga mereka berpenghasilan. Jadi saya rasa baik-baik saja, tinggal dibicarakan detailnya saja," lanjut Anindya.
(Taufik Fajar)