JAKARTA – Insiden bocornya minyak PT Vale Indonesia ke 30 hektare sawah menyebabkan gagal panen. Lokasi sawah gagal panen itu berada di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Saat ini, telah dilakukan penanganan dan isolasi warga yang terdampak kebocoran minyak tersebut.
"Kami sampaikan, terdampak ada 30 hektare sawah gagal panen. Penanggulangannya sudah dilakukan isolasi dan sudah ditanggulangi," ujar Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, di Kompleks DPR RI, Selasa (16/9/2025).
Wamentan mengatakan, saat ini perusahaan bersangkutan telah berkomitmen untuk memberikan pertanggungjawaban terhadap masyarakat terdampak, khususnya petani yang gagal panen. Pertanggungjawaban itu berupa kompensasi dari potensi panen yang bisa dihasilkan jika kebocoran tidak terjadi.
"Bentuk pertanggungjawaban adalah akan ada kompensasi ke petani oleh perusahaan bersangkutan, dan tim Kementan akan koordinasi ke wilayah tersebut untuk memastikan bahwa kerugian masyarakat itu tertangani," sambungnya.
Sekadar informasi, pada Sabtu dini hari, 8 September 2025, terjadi kebocoran pipa minyak milik PT Vale Indonesia (PTVI) di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Begitu menerima laporan, PTVI segera membentuk Tim Tanggap Darurat (Emergency Response Group/ERG) untuk menahan laju tumpahan minyak di Sungai Koro Lioka.
Langkah penanganan meliputi pemasangan oil boom untuk membatasi dan mengendalikan tumpahan minyak di aliran sungai, penggunaan absorbent pad guna menyerap minyak agar tidak menyebar lebih luas, dan pembuatan sodetan serta kolam buatan berlapis plastik berukuran 4x4 meter untuk menampung minyak agar tidak mencemari area persawahan.
Lokasi sumber kebocoran berada di titik hulu pada ketinggian sekitar 500 mdpl. Penanganan di titik ini melibatkan 30–50 orang per shift dengan pola kerja 24 jam. Setelah sepekan, pipa yang bocor sudah berhasil ditutup dan proses pengecekan rembesan dilakukan.
(Feby Novalius)