Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

4 Kesepakatan Atasi Kelangkaan BBM di SPBU Swasta

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Sabtu, 20 September 2025 |17:31 WIB
4 Kesepakatan Atasi Kelangkaan BBM di SPBU Swasta
Ada empat kesepakatan untuk menyiasati kelangkaan pasokan BBM di empat SPBU swasta tersebut. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah bertemu dengan operator SPBU swasta yang dihadiri BP-AKR, Shell, VIVO, dan Exxon di kantornya. Ada empat kesepakatan untuk menyiasati kelangkaan pasokan BBM di empat SPBU swasta tersebut.

Secara umum, keempat operator itu sepakat untuk melakukan penambahan pasokan BBM hingga akhir tahun lewat PT Pertamina.

"Pemerintah mengambil keputusan. Akan tetap dilayani, tetapi itu akan diberikan lewat kolaborasi dengan Pertamina," ujar Bahlil.

Pertama, kata Bahlil, SPBU swasta sudah setuju – dan memang harus setuju – untuk melakukan pembelian BBM lewat PT Pertamina jika ingin menambah stok hingga akhir tahun. Sebab, pemerintah tidak bisa lagi menambah kuota impor untuk para operator.

"Syaratnya, harus betul-betul berbasis base fuel, artinya belum dicampur-campur. Ibarat bikin teh, kalau sebelumnya Pertamina menjual sudah jadi teh, nah sekarang air hangatnya saja," tambahnya.

Kesepakatan kedua, disebutkan Bahlil, proses pembelian tambahan BBM untuk SPBU swasta akan menggunakan skema joint surveyor. Baik PT Pertamina maupun operator SPBU swasta akan memiliki surveyor berbeda untuk mengecek kualitas BBM yang akan dibeli oleh PT Pertamina.

Setelah kedua pihak surveyor – baik dari Pertamina maupun operator SPBU swasta – menyetujui barang yang akan dibeli, barulah diangkut oleh PT Pertamina untuk dikirim ke tangki atau penyimpanan milik masing-masing operator SPBU swasta.

"Jadi barang (minyak) belum berangkat, ada surveyor yang sama-sama disetujui di sana sebelum pengiriman," kata Bahlil.

 

Ketiga, menyangkut harga, PT Pertamina dan operator swasta sepakat untuk sama-sama terbuka. Dengan demikian, tidak ada kenaikan harga atau pengambilan margin berlebih oleh PT Pertamina yang ditugaskan pemerintah untuk membeli base fuel dari luar.

"Pemerintah ingin, sekalipun Pertamina yang diberikan tugas, tetapi kita juga ingin harus fair. Tidak boleh ada yang dirugikan. Kita ingin swasta dan Pertamina sama-sama cengli, harus semua terbuka," tambah Bahlil.

Keempat, skema pembelian lewat PT Pertamina ini sudah mulai dilakukan, dengan pendetailan soal jumlah yang akan dibeli. Bahlil menyebut, paling lama base fuel yang dibeli itu akan tiba di Indonesia dalam waktu tujuh hari mendatang.

"Insya Allah, paling lambat tujuh hari barang sudah bisa masuk ke Indonesia. Saya perlu sampaikan sekali lagi, bahwa stok cadangan BBM itu 18–21 hari, clear," pungkasnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement