JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto membeberkan rencana pembangunan Tanggul Laut Raksasa (Giant Sea Wall) sepanjang 480 kilometer (km), dalam pidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat. Dia menjelaskan tanggul laut tersebut untuk melindungi pesisir utara Jawa dari ancaman kenaikan permukaan air laut.
Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia kini menghadapi dampak nyata dari perubahan iklim. Salah satu ancaman paling serius adalah kenaikan permukaan air laut yang disebut mencapai 5 cm per tahun di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa.
“Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, kami menyaksikan langsung dampak perubahan iklim, khususnya kenaikan permukaan laut. Di pantai utara ibu kota kami, permukaan laut naik 5 cm setiap tahun,” kata Prabowo, Rabu (24/9/2025).
Oleh karena itu, Prabowo mengatakan bahwa Indonesia saat ini harus membangun tanggul laut raksasa sepanjang 480 kilometer (km).
“Bisakah Anda bayangkan dalam 10 tahun? Bisakah Anda bayangkan dalam 20 tahun untuk ini? Karena itu, kami membangun Giant Sea Wall (tanggul laut raksasa) sepanjang 480 kilometer.”
Prabowo mengatakan pembangunan tanggul raksasa ini merupakan pilihan yang tak terelakkan demi menyelamatkan masyarakat pesisir dari potensi bencana.
“Kami harus memulainya (persiapan pembangunan) sekarang. Oleh karena itu, kami memilih untuk menghadapi perubahan iklim bukan dengan slogan, tetapi dengan langkah-langkah segera.”
Selain infrastruktur perlindungan pesisir, Prabowo juga menekankan komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris 2015 untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060, bahkan lebih cepat. Ia menyebut Indonesia akan mereboisasi lebih dari 12 juta hektare hutan yang terdegradasi sekaligus menciptakan lapangan kerja hijau bagi masyarakat lokal.
“Kami berencana akan mereboisasi lebih dari 12 juta hektare hutan yang terdegradasi, untuk mengurangi degradasi hutan, dan untuk memberdayakan masyarakat lokal dengan lapangan kerja hijau yang berkualitas untuk masa depan,” kata Prabowo.
Dalam bidang energi, Prabowo memastikan Indonesia tengah mempercepat transisi dari bahan bakar fosil menuju energi terbarukan. Mulai tahun depan, sebagian besar pembangkit listrik tambahan akan berbasis energi hijau.
“Tujuan kita jelas, yaitu mengangkat seluruh warga negara kita keluar dari kemiskinan dan menjadikan Indonesia pusat solusi ketahanan pangan, energi, dan air,” tegasnya.
(Feby Novalius)