"Kemarin yang terjadi adalah mereka (memasak) di bawah jam 12, ada yang mengaku jam 8, jam 9 (malam) masaknya. Kemudian baru disantap jam 9 (pagi) kan ini lama sekali. Ya berarti terjadi kesalahan SOP. Kami sudah ada SOP-nya dari BGN soal hal ini," tambahnya.
Naniek juga menekankan pentingnya keterlibatan tenaga profesional bersertifikat dalam proses memasak untuk memastikan keamanan makanan.
Menurut dia, seorang chef bersertifikasi pasti memahami risiko keamanan pangan dan tidak akan sembarangan dalam menyajikan makanan.
"Kalau dia seorang chef yang bersertifikasi, dia paham ini, dia tidak akan berani untuk masak lebih cepat. Kan ini dalam tanda kutip kemalasan, saya masak dululah, nanti dibaginya, kan gak apa-apa gitu. Mikirnya mungkin selama ini mereka suka makan di rumah makanan lebih dari 12 gak kenapa-kenapa," ujarnya.
Naniek menambahkan bahwa terjadi kekeliruan di lapangan, di mana beberapa pihak menganggap makanan bisa tetap aman disajikan dalam waktu lama seperti di rumah.
Padahal menurutnya, di rumah makanan bisa dipanaskan ulang sehingga bisa lebih aman dari risiko.
(Taufik Fajar)