JAKARTA - Indonesia terus berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca di berbagai sektor, termasuk pelayaran yang menjadi tulang punggung konektivitas nasional. Komitmen pun ditegaskan untuk mendorong transisi energi dan memperkuat keberlanjutan lingkungan di sektor ini.
Dalam forum nasional yang digelar di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, para pemangku kepentingan berkumpul untuk merumuskan pendekatan terpadu menghadapi tantangan implementasi IMO Net Zero Framework, sebuah kebijakan global yang menargetkan emisi nol bersih dari industri pelayaran dunia.
Direktur Operasi Bisnis Klasifikasi, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), Arief Budi Permana menekankan, pendataan emisi gas rumah kaca komprehensif dari sektor transportasi maritim. Hal ini ditujukan dalam pengurangan emisi di sektor maritim.
"Kehadiran BKI mencerminkan dukungan nyata bagi upaya Indonesia dalam merumuskan strategi bersama menghadapi tantangan transisi menuju pelayaran rendah emisi," ujarnya, Minggu (28/9/2025).
Pertemuan ini menyoroti langkah Indonesia dalam menyikapi kesepakatan IMO Net Zero Framework (IMO NZF) yang disetujui pada April 2025 dan akan diadopsi dalam amandemen MARPOL Annex VI pada Oktober mendatang. Bagi Indonesia, kebijakan ini bukan hanya kewajiban internasional, tetapi juga kesempatan untuk melindungi lingkungan laut, memperbaiki kualitas udara, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Sebagai negara kepulauan, sektor pelayaran memiliki peran vital bagi perdagangan dan mobilitas nasional. Transformasi menuju pelayaran ramah lingkungan menjadi kunci agar Indonesia tidak hanya mampu memenuhi komitmen Paris Agreement, tetapi juga memperkuat daya saing ekonomi dan keberlanjutan maritim.
Melalui partisipasi aktif dalam forum ini, BKI berkontribusi pada penyelarasan pandangan lintas lembaga, agar Indonesia dapat melangkah lebih terarah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor pelayaran. Keputusan yang diambil hari ini akan membawa dampak penting, tidak hanya bagi industri, tetapi juga bagi masa depan generasi mendatang.
(Feby Novalius)