“Jual neto sebesar Rp1,19 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan tertulis yang dikutip Minggu (12/10/2025).
Meskipun SRBI mengalami net outflow, total modal asing masuk bersih (net inflow) dalam sepekan tercatat sebesar Rp6,43 triliun. Jumlah ini ditopang oleh beli neto sebesar Rp2,48 triliun di pasar saham dan Rp5,14 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Secara akumulatif, sejak awal tahun hingga 10 Oktober 2025, BI mencatat total modal asing keluar bersih mencapai Rp53,45 triliun di pasar saham dan Rp132 triliun di SRBI. Sementara itu, modal masuk bersih dari awal tahun di pasar SBN tercatat sebesar Rp26,46 triliun.
Pada pagi hari Jumat, 10 Oktober 2025, Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.560 per Dolar AS, dengan yield SBN 10 tahun tercatat turun ke level 6,07 persen.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi menyebut pergerakan Rupiah turut dipengaruhi sentimen menurunnya cadangan devisa. Cadangan devisa per September 2025 turun menjadi USD148,7 miliar, lebih rendah dari posisi akhir Agustus 2025 sebesar USD150,7 miliar, atau turun sebesar USD2 miliar.
Penurunan cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah oleh BI dalam menghadapi tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Denny menyatakan Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Ibrahim memperkirakan, Rupiah pada pekan depan akan bergerak di rentang Rp16.450 - Rp16.700 per Dolar AS.
(Taufik Fajar)