"Kalau dia butuh duit beneran, mau ekspansi beneran, kita dukung. Tapi, kalau masih banyak utangnya di bond, di obligasi, ngapain kita dukung? Nanti juga untuk beli obligasi lagi, tapi nanti saya pelajari," pungkasnya.
Sebelumnya, Luhut menyoroti potensi besar INA sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) untuk menarik investasi asing. Luhut mengusulkan agar pemerintah menyuntikkan dana Rp50 triliun per tahun ke INA yang diharapkan dapat berkembang menjadi Rp1.000 triliun dalam lima tahun.
Namun, Purbaya mengaku belum menerima proposal resmi dari INA. Purbaya menyatakan, meskipun Luhut menganggap usulan tersebut sebagai masukan yang bagus, dirinya perlu mengkaji secara mendalam tujuan penggunaan dana tersebut.
(Feby Novalius)