Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

PU Siapkan Rp351,8 Miliar untuk Tanggap Darurat Bencana 2025

Iqbal Dwi Purnama , Jurnalis-Kamis, 06 November 2025 |12:47 WIB
PU Siapkan Rp351,8 Miliar untuk Tanggap Darurat Bencana 2025
Kesiapsiagaan Infrastruktur dan Keselamatan Publik, Komando Terpadu dan Teknologi Respons Cepat. (Foto: Okezone.com/PU)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengalokasikan Rp351,83 miliar untuk kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana di tahun ini. Anggaran tersebut digunakan untuk memperkuat infrastruktur publik, mempercepat penanganan darurat, serta mendukung pemulihan pascabencana di seluruh wilayah Indonesia.

Menteri PU Dody Hanggodo menekankan tiga pilar utama kesiapsiagaan nasional di lingkungan Kementerian PU, yaitu Kesiapsiagaan Infrastruktur dan Keselamatan Publik, Komando Terpadu dan Teknologi Respons Cepat, dan Pelayanan Publik yang Manusiawi dan Berkelanjutan.

"Setiap detik menyangkut nyawa. Kementerian PU harus hadir, bekerja cepat, dan memastikan infrastruktur tetap berfungsi untuk keselamatan rakyat," ujar Dody, Kamis (6/11/2025).

Alokasi anggaran tanggap darurat Kementerian PU tahun 2025 sebesar Rp351,83 miliar terdiri dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air sebesar Rp300 miliar dan Direktorat Jenderal Bina Marga Rp51,8 miliar. Selain itu, juga telah dimobilisasi 5.755 unit alat berat, 382.044 bahan logistik, serta diterjunkan 3.455 personel siaga di lapangan.

Hingga awal November 2025, realisasi penyerapan anggaran mencapai Rp261,9 miliar atau sekitar 74,4%, dengan fokus utama pada penanganan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.

Salah satunya adalah penanganan bencana/tanggap darurat bencana di Kabupaten Lumajang akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru, Provinsi Jawa Timur, serta penanganan bencana abrasi dan banjir rob di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

 

Selanjutnya, sisa anggaran sebesar Rp89,9 miliar disiapkan untuk menghadapi potensi bencana hingga akhir tahun, seiring dengan prakiraan curah hujan tinggi lebih dari 2.500 mm/tahun dari BMKG Climate Outlook 2025. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga 2 November 2025 telah tercatat 2.715 kejadian bencana di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, banjir menjadi bencana dengan frekuensi tertinggi, yaitu 1.337 kejadian (49,24 persen).

Untuk tahun 2026, Kementerian PU memproyeksikan anggaran tanggap darurat menjadi Rp449,1 miliar, sebagai bentuk penguatan kapasitas penanganan cepat di lapangan.

Cuaca Ekstrem Akhir Tahun

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyiapkan langkah kesiapsiagaan nasional mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi akibat peningkatan curah hujan pada akhir tahun 2025.

Berdasarkan data BMKG, selama tiga bulan terakhir terjadi peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Pada Agustus 2025, curah hujan berada pada kategori Rendah (14,52 persen) hingga Menengah (63,51 persen).

Sementara pada September dan Oktober 2025, curah hujan meningkat ke kategori Menengah (61,69% dan 69,45 persen) hingga Tinggi (26,19 persen dan 23,29 persen).

Dody menyampaikan bahwa kesiapsiagaan ini dilakukan untuk memastikan seluruh infrastruktur tetap berfungsi optimal menghadapi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana banjir, longsor, dan genangan.

"Kementerian PU telah menyiapkan anggaran tanggap darurat, alat berat, kendaraan evakuasi, dan unit Disaster Relief Unit (DRU) di lokasi strategis. Jika diperlukan, kami juga akan membangun Posko Banjir di titik-titik rawan," katanya.

Sebagai langkah antisipatif, Kementerian PU memobilisasi 5.755 unit alat berat, 382.044 unit bahan penanganan banjir, serta menerjunkan 3.455 personel siaga yang tersebar di seluruh Indonesia.

 

Sebaran alat berat dan bahan penanganan banjir disiagakan melalui unit-unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian PU di seluruh provinsi. Jumlah alat terbesar berada di Pulau Jawa dan Sumatera sebagai wilayah dengan potensi curah hujan tinggi, namun seluruh daerah dari Aceh hingga Papua telah menyiapkan unit siaga.

Adapun alat berat dan bahan yang disiagakan meliputi Excavator, Amphibious Excavator, Mobile Pump dan Trailer Pump, Pompa Apung dan Pompa Alkon, Mobil Tangki Air dan Perahu Karet, Dredger, Weed Harvester, Dump Truck, Truck Crane, Forklift, Bulldozer, Bronjong, Geobag, Sandbag, serta Sheet Pile untuk pengendalian banjir disiagakan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA).

Selain itu, bahan penanganan banjir seperti bronjong dan geobag juga disiapkan dalam jumlah besar untuk memperkuat tanggul sementara serta mempercepat pemulihan pascabencana.

Langkah kesiapsiagaan ini merupakan bagian dari strategi nasional pengurangan risiko bencana melalui penguatan infrastruktur dan peningkatan kapasitas tanggap darurat Kementerian PU di seluruh Indonesia.

Selanjutnya, Direktorat Jenderal Bina Marga menyiapkan Wheel Loader, Grader, Excavator, Dump Truck, Jack Hammer, Chainsaw, Tandem Roller, Baby Roller, Backhoe Loader, Truck Crane, Cohesive Material, dan CPHMA untuk pemulihan jalan terdampak longsor.

Direktorat Jenderal Cipta Karya menyediakan Mobil Tangki Air, Hidran Umum, Mobi Toilet, Mobil Vacuum Tinja, Tenda Darurat, Posko Evakuasi, serta fasilitas sanitasi dan air bersih untuk mendukung kebutuhan darurat di lokasi bencana.

"Kami terus memantau kondisi cuaca dan kondisi lapangan bersama pemerintah daerah serta BMKG. Perkuat kolaborasi lintas lembaga dengan BNPB, BPBD, BMKG, Kementerian Perhubungan, Polri, TNI, dan Pemerintah Daerah, termasuk masyarakat. Jangan lupa kekompakan balai-balai kita di wilayah," kata Menteri Dody.

Iqbal Dwi Purnama

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement