JAKARTA - Indeks utama pasar modal Amerika Serikat atau Wall Street bersiap memasuki pekan depan dengan fokus pada laporan kinerja Nvidia Corp.
Pelaku pasar dinilai mulai berhati-hati terhasap saham tersebut mengingat mahalnya valuasi sektor teknologi.
Nvidia, sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia dan pusat tren perdagangan artificial intelligence (AI), akan melaporkan kinerja kuartalannya pada Rabu (19/11/2025) waktu setempat.
Dengan dominasi produksi chip AI, Nvidia menjadi barometer utama reli teknologi selama dua tahun terakhir.
Kinerja perusahaan tersebut cerminan tidak hanya bagi saham sektor teknologi, tetapi juga bagi perusahaan industri dan utilitas yang terlibat dalam ekspansi infrastruktur AI.
“Nvidia adalah pusat dari pembangunan AI,” kata Matt Orton, chief market strategist di Raymond James Investment Management.
Saham Nvidia telah melonjak sekitar 1.000 persen sejak peluncuran ChatGPT pada November 2022. Tahun ini, saham berkode NVDA itu telah naik lebih dari 40 persen yang mendorong market capnya menembus USD5 triliun bulan lalu.
Dengan bobot 8 persen di S&P 500 dan sekitar 10 persen di Nasdaq 100, pergerakan saham Nvidia berpotensi menggoyang indeks secara keseluruhan.
Konsensus analis memperkirakan Nvidia membukukan kenaikan laba per saham 53,8 persen year-over-year pada kuartal fiskal ketiga, dengan pendapatan USD54,8 miliar.
Secara historis, indeks S&P 500 menutup perdagangan pekan lalu dengan kinerja relatif datar. Ini berlangsung setelah reli tiga sesi beruntut, berbalik menjadi aksi jual.
Melansir Investing, Minggu (16/11/2025), pelaku pasar menimbang ketidakpastian prospek ekonomi Amerika Serikat serta arah kebijakan suku bunga bank sentral/Federal Reserve.
Ekspektasi pendapatan untuk tahun fiskal 2027 juga meningkat 15 persen sejak akhir Mei menjadi sekitar USD285 miliar, menurut data LSEG.
“Asumsi pasar masih positif dan sudah tercermin dalam harga saham,” ujar Head of Research S&P Global Visible Alpha, Melissa Otto.
Selain Nvidia, jadwal laporan keuangan pekan depan juga mencakup raksasa ritel Walmart dan Home Depot. Sejumlah data ekonomi yang tertunda selama shutdown juga berpotensi akan dirilis pekan depan.
(Taufik Fajar)