JAKARTA - Menteri Sumber Daya Alam Guyana, Vickram Bharrat, mengundang Indonesia untuk bergabung menjadi anggota Forest Climate Leaders’ Partnership (FCLP). Pengalaman Indonesia dalam pengelolaan hutan tropis dinilai dapat dibagikan kepada 36 negara anggota FCLP.
Bharrat menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat menjadi anggota FCLP, menekankan bahwa pengalaman panjang Indonesia dalam pengelolaan hutan tropis berpotensi memberikan kontribusi strategis dalam berbagi pengetahuan dan kepemimpinan di antara negara anggota.
“FCLP saat ini memiliki 36 negara anggota, baik negara maju maupun berkembang, dengan komitmen untuk melindungi hutan dan mengatasi kerusakan hutan global. Indonesia adalah negara dengan praktik pengelolaan hutan yang kuat dan dapat menjadi role model bagi anggota lainnya,” ujar Menteri Bharrat, Jumat (21/11/2025).
Menanggapi ajakan tersebut, Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri, Krisdianto, mengapresiasi perhatian Guyana dan menyatakan akan meneruskan permintaan tersebut kepada Menteri Kehutanan Republik Indonesia.
“Pada COP27 di Mesir, Indonesia hadir dalam pertemuan FCLP sebagai observer dan belum mengambil keputusan bergabung,” jelas Krisdianto.
Menteri Bharrat kemudian menjelaskan bahwa FCLP kini telah melakukan transformasi visi dan pendekatan, termasuk penyesuaian misi menjadi “halt and reverse forest loss”, yang menurutnya lebih terbuka terhadap ragam kebijakan pengelolaan hutan antarnegara. Pemahaman atas perubahan mandat ini akan kembali dibahas dalam pertemuan lanjutan antara FCLP dan Kementerian Kehutanan.
“FCLP akan menyelenggarakan pertemuan dua tahunan di Guyana pada Mei 2026. Kami berharap Indonesia dapat hadir sebagai anggota penuh,” ujar Menteri Bharrat.
Selain itu, Guyana juga menyatakan minat untuk belajar lebih jauh dari Indonesia, khususnya dalam praktik pengelolaan hutan lestari.
(Feby Novalius)