Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Luhut Bantah Jadi Pemilik Toba Pulp Lestari

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Kamis, 04 Desember 2025 |14:56 WIB
Luhut Bantah Jadi Pemilik Toba Pulp Lestari
Luhut Bantah Jadi Pemilik Toba Pulp Lestari (Foto: Luhut/Setkab)
A
A
A

Pemilik Toba Pulp Lestari

Toba Pulp Lestari dikait-kaitkan dengan bencana banjir dan longsor Sumatera, pihaknya dituding sebagai salah satu sebagai biang kerok peristiwa tersebut. Namun, tudingan tersebut dibantah Toba Pulp Lestari melalui surat resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 1 Desember 2025.

"Perseroan dengan tegas membantah tuduhan bahwa operasional menjadi penyebab bencana ekologi," ujar Corporate Secretary Anwar Lawden yang dikutip keterbutkaan informasi BEI, Jakarta, Kamis (4/12/2025).

Saat ini pemilik PT Toba Pulp Lestari adalah Allied Hill Limited, perusahaan holding investasi asal Hong Kong. Allied Hill Limited resmi mengambil alih saham PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) pada Selasa (10/6/2025).

Dalam keterbukaan informasi BEI, Allied Hill Limited mencaplok 1.283.649.894 saham INRU dengan tujuan  memperluas portofolio dan memperkuat bisnis di pasar pulp global. 

Dengan demikian, total kepemilikan Allied Hill Limited di saham Toba Pulp sebanyak 1.283.649.894 saham.

Kini Allied Hill Limited menguasai 92,54 persen saham. Sementara, sisa 7,46 persen dimiliki publik. Allied Hill merupakan entitas holding yang sepenuhnya dimiliki Everpro Investments Limited milik Joseph Oetomo.

Sejarah PT Toba Pulp Lestari

Awalnya, Toba Pulp Lestari bernama PT Inti Indorayon Utama Tbk (INRU) yang didirikan pada 26 April 1983 di Sumatera Utara oleh pengusaha nasional Sukanto Tanoto. 

Perusahaan ini bergerak di sektor perkayuan dengan memproduksi bubur kertas dan serat rayon dari kayu.

Pada 16 Mei 1990, perusahaan melakukan penawaran umum perdana (IPO) di bursa dengan kode saham INRU.

Perjalanan bisnis Indorayon Utama banyak diwarnai konflik agraria dengan masyarakat sekitar. Perusahaan dituding melakukan pencemaran lingkungan, pemicu penyebaran penyakit kulit, deforestasi besar-besaran, hingga merampas tanah warga secara tidak adil.

Pada 1999, Presiden ke-3 Indonesia BJ Habibie menghentikan sementara operasional pabrik INRU dan menunjuk auditor independen untuk menginvestasi dugaan kerusakan lingkungan. Namun, audit tidak pernah dijalankan.

Sementara, pada masa Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kembali menutup operasi INRU meski akhirnya dibuka kembali pada 2000 dengan syarat menyetop produksi rayon.

Di tahun yang sama, Indorayon memutuskan berganti nama menjadi Toba Pulp Lestari. Dalam perjalanannya, pemilik saham pun berubah.

Dengan demikian, berdasarkan informasi dalam keterbukaan BEI, pemilik Toba Pulp Lestari bukan lagi Sukanto Tanoto melainkan Allied Hill yang merupakan entitas holding yang sepenuhnya dimiliki Everpro Investments Limited milik Joseph Oetomo.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement