Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

4 Fakta Harga Emas Antam Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Tembus Rp2.605.000 per Gram!

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Minggu, 28 Desember 2025 |06:01 WIB
 4 Fakta Harga Emas Antam Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Tembus Rp2.605.000 per Gram!
4 Fakta Harga Emas Antam Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Tembus Rp2.605.000 per Gram! (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Harga emas Antam logam mulia akhirnya menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah jelang akhir tahun 2025. Pada perdagangan Sabtu, 27 Desember 2025, harga emas Antam naik Rp16.000 menjadi Rp2.605.000 per gram.

Dengan kenaikan ini, harga emas Antam menembus rekor baru di level Rp2,6 juta per gram. Sebelumnya, harga emas Antam bergerak di level Rp2,4 juta hingga Rp2,5 juta per gram.

Berikut ini Okezone rangkum fakta-fakta harga emas Antam logam mulia menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah, Jakarta, Minggu (28/12/2025).

1. Harga Emas Antam Naik Rp16.000

Harga emas Antam logam mulia pada Sabtu 27 Desember 2025 mencetak rekor baru tertinggi sepanjang sejarah. Harga emas Antam naik Rp16.000 menjadi Rp2.605.000 per gram dibandingkan harga sebelumnya Rp2.589.000 per gram.

2. Buyback

Sejalan dengan buyback atau harga yang didapat jika pemilik emas ingin menjual emas batangan juga naik Rp16.000 menjadi Rp2.464.000 per gram

3. Rincian Harga Emas Antam

Emas 0,5 gram: Rp1.352.500
Emas 1 gram: Rp2.605.000
Emas 2 gram: Rp5.150.000
Emas 3 gram: Rp7.700.000
Emas 5 gram: Rp12.800.000
Emas 10 gram: Rp25.545.000
Emas 25 gram: Rp63.737.000
Emas 50 gram: Rp127.395.000
Emas 100 gram: Rp254.712.000
Emas 250 gram: Rp636.515.000
Emas 500 gram: Rp1.272.820.000
Emas 1.000 gram: Rp2.545.600.000

 

4. Saatnya Beli atau Jual Emas

Menurut Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Achmad Nur Hidayat, keputusan beli atau jual emas seharusnya tidak didasarkan pada euforia rekor harga semata. Menurutnya, faktor utama yang perlu dipertimbangkan adalah tujuan investasi, horizon waktu, serta kemampuan menanggung risiko.

"Kalau tujuan Anda adalah perlindungan nilai jangka panjang, misalnya menjaga daya beli tabungan dari ketidakpastian ekonomi, maka rekor bukan alasan otomatis untuk berhenti membeli, juga bukan alasan otomatis untuk mengejar harga," ungkapnya.

Dia menyarankan strategi pembelian bertahap dengan porsi yang wajar dalam total aset, serta kesiapan menghadapi fluktuasi harga. Strategi ini dinilai lebih rasional dibandingkan bertaruh pada satu titik harga puncak.

Namun, bagi investor dengan tujuan spekulasi jangka pendek, Achmad mengingatkan bahwa harga rekor justru menjadi area paling berisiko. Sentimen pasar, menurutnya, dapat berbalik dengan cepat seiring perubahan kondisi geopolitik maupun ekspektasi suku bunga global.

"Di area rekor, sentimen mudah berbalik. Satu kabar tentang meredanya ketegangan geopolitik atau perubahan ekspektasi suku bunga bisa memicu koreksi cepat," sebut Achmad.

Sebaliknya, bagi investor yang telah membeli emas di harga jauh lebih rendah, kondisi saat ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan penyesuaian portofolio. Menjual sebagian emas guna mengunci keuntungan dinilai sebagai langkah yang sehat untuk menurunkan risiko dan menambah likuiditas.

"Beli, jika tujuan Anda membangun perlindungan nilai secara bertahap dan Anda siap menahan fluktuasi, bukan mengejar untung cepat. Jual, atau setidaknya jual sebagian, jika Anda sudah untung besar dan butuh menurunkan risiko, menambah likuiditas, atau menyeimbangkan kembali aset," tegas Achmad.

Dia menegaskan, keputusan beli atau jual emas harus selaras dengan tujuan hidup dan ketahanan keuangan masing-masing individu.

"Rekor harga bukan kompas moral. Kompasnya tetap tujuan hidup, ketahanan keuangan, dan kedisiplinan.  Emas pada akhirnya bukan lomba menebak puncak, melainkan cara menjaga kewarasan finansial saat dunia sedang tidak pasti," tutupnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement