JAKARTA - Terhentinya aksi ambil untung (profit taking) invetor di pasar modal nampaknya berimbas pada pelemahan nilai mata uang rupiah sore ini, terpantau rupiah kembali sentuh ke level Rp9.200 per USD.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pada perdagangan Senin (18/1/2010) sore rupiah ditutup melemah ke level Rp9.230 per USD jika dibandingkan dengan perdagangan kemarin yang ditutup di Rp9.205 per USD. Sementara itu, untuk kurs jual rupiah terpantau berada di level Rp9.276, sedangkan kurs beli adalah Rp9.184 per USD.
Di sisi lain, indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 4,542 poin atau setara 0,17 persen menjadi 2.642,548. Sementara itu, indeks LQ45 juga melemah 1,250 poin ke posisi 519,873, begitu juga dengan Jakarta Islamic Indeks (JII) yang turun 2,945 ke posisi 437,216.
Terpantau, sore ini tercatat nilai transaksi sebanyak Rp2,761 triliun dengan volume sebanyak 5,816 miliar lembar saham, dan total transaksi sebanyak 76.173. Sebanyak 64 saham mengalami kenaikan, sementara sebanyak 122 saham melemah, dan 69 saham terpantau stagnan.
Seperti dikutip dari Valbury Securities, dolar berhasil menguat terhadap mata uang utama dunia, ditopang membaiknya laporan manufaktur serta stabilnya inflasi di tingkat konsumen Amerika.
Euro turun 0,9 persen ke level 1,4373 pada sesi terakhir perdagangan pekan lalu seiring berlanjutnya kekhawatiran mengenai kondisi fiskal Yunani yang mengalami pembengkakan defisit.
Terhadap yen, dolar melemah 0,4 persen ke level 90,79 yen, setelah sempat mencetak level terendah sejak 21 Desember 2009, yen mendapat keuntungan dari penurunan mata uang berimbal hasil tinggi.
(Candra Setya Santoso)