Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rusunawa Surabaya Merana

Rusunawa Surabaya Merana
Foto: Corbis
A
A
A

SURABAYA - Kondisi rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Surabaya banyak yang memprihatinkan. Dari enam rusun yang telah dioperasikan, empat di antaranya tampak kumuh seperti di rusunawa Warugunung, Penjaringansari I, Dupak Bangunrejo, dan Sumbo.

Sementara dua lainnya, yakni rusunawa Urip Sumoharjo yang baru direnovasi serta Wonorejo yang baru ditempati cukup terkontrol kebersihannya.

”Ini sangat ironis.Ada banyak rusunawa yang dihuni masyarakat kalangan bawah yang beroperasi beberapa tahun terlihat kumuh. Artinya, pemeliharaan oleh pemerintah setempat sangat kurang. Dari tahun ke tahun anggarannya (perawatan) selalu kurang,” papar Direktur Utama PT Jatim Grha Utama (JGU) Erlangga Satriagung kemarin.

Alokasi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pemeliharaan rusunawa kelas bawah terbilang cukup kecil dan jauh dari ideal. Padahal, ini merupakan tanggung jawab pemerintah.

”Jangan sampai pemerintah daerah terkesan memindahkan kekumuhan dari bantaran kali ke rusunawa. Ini harus dihindari dengan mengalokasikan dana yang lebih besar untuk pemeliharaan. Hal ini agar rusunawa tidak menjadi lokasi warga kumuh yang menjulang tinggi,” tutur mantan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim ini.

Penghuni rusunawa seharusnya dididik agar bisa bertanggung jawab pada lingkungan dengan memelihara kebersihan, kerukunan, dan keharmonisan.Hal ini menjadi tanggung jawab pemerintah lokal.

”Ini memang tidak mudah. Saya sudah pernah merasakan saat mengelola rusun Sombo. Untuk memecahkan persoalan tersebut, pemerintah harus menyiapkan konsep yang matang agar tidak terkesan setengah-setengah,” tegasnya.

Konsep tersebut dimulai dari pembangunan rusunawa, pengalihan masyarakat pinggiran ke lokasi tersebut, hingga mendidik mereka agar peduli kebersihan, kerukunan, dan gotong royong.

”Sebab, konsep pembangunan rumah susun untuk masyarakat bawah tidak hanya sekadar memindahkan mereka dari lokasi yang kumuh. Namun, juga ada tanggung jawab sosialnya,” tutur Agung, sapaan akrabnya. Sementara itu, pantauan harian Seputar Indonesia (SI) menunjukkan kondisi beberapa rusun yang memang kumuh. Rusun Warugunung, misalnya, banyak di antara plafonnya yang jebol.

Sementara di Penjaringansari I kesan kumuh muncul lantaran banyaknya jemuran penghuni. Terpisah, Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Setdaprov Jatim Chairul Djaelani menyebut mereka akan mencoba mengintervensi pemerintah daerah yang mengelola rusun, terutama Surabaya. ”Tahun ini pemprov akan membangun rusun lagi di daerah Sumurwelut, Kecamatan Lakarsantri. Rencananya, twin tower. Lahannya sudah siap, tinggal realisasi,” ungkap Chairul. (Soeprayitno)

(Candra Setya Santoso)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement