JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengatakan, rencana akuisisi secara tidak langsung sebagian saham PT Medco Energi Internasional Tbk akan meningkatkan produksi migas BUMN tersebut.
Rencana akuisisi itu pun sudah melalui proses penelaahan dan evaluasi selama tiga tahun. “Rencana akuisisi ini akan mendukung pencapaian target produksi 1 juta barel setara minyak per hari pada 2015,” katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, kemarin.
Dia mengatakan, Pertamina optimistis mampu meningkatkan produksi Medco pascaakuisisi.Pertamina, kata dia, telah mengidentifikasi beberapa potensi di lapangan migas yang dimiliki Medco untuk ditingkatkan produksinya.
Keyakinan tersebut,lanjut dia,menyusul keberhasilan Pertamina meningkatkan produksi Blok Offshore North West Java dan Sanga-Sanga pascaakuisisi. Karen juga berkeyakinan, mampu mempercepat puncak produksi minyak Medco di Libya yang direncanakan sebanyak 160 ribu barel per hari. “Itu salah satu pertimbangan bagi kita,” bebernya.
Sisi positif lain dari langkah akuisisi itu, lanjut Karen, adalah produksi minyak mentah dan kondensat Medco di dalam negeri yang kini mencapai 53 ribu barel per hari bisa masuk ke kilang-kilang Pertamina. “Sekarang ini, mereka jual ke Mitsubishi. Nanti kalau misalkan kita jadi beli, maka akan masuk ke kilang Pertamina,” katanya.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Manajemen Risiko Pertamina Ferederick ST Siahaan menambahkan, Pertamina melihat potensi aset-aset Medco yang tidak hanya di dalam negeri, tapi juga luar negeri.
Akuisisi Medco, lanjut dia, merupakan strategi Pertamina untuk meningkatkan produksi dari lapangan anorganik guna mencapai target satu juta barel setara minyak per hari pada 2015. “Sekarang, produksi Pertamina mencapai 400 ribu barel per hari,” katanya.
Sementara itu, anggota Komisi VII DPR Achmad Rilyadi mengatakan, Fraksi PKS mempersilahkan Pertamina mengakuisisi Medco asalkan telah melalui kajian mendalam yang bisa dipertanggungjawabkan, termasuk harga yang pantas.
Dia juga menilai, rencana akuisisi Medco, merupakan strategi Pertamina agar lebih lincah bergerak seperti halnya perusahaan migas multinasional lainnya. “Jadi, kita tunggu saja due dilligence-nya,” kata Achmad.
Sebelumnya, Direktur Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, akuisisi itu tak hanya menguntungkan Pertamina, namun juga positif bagi Medco. “Pertamina bisa memanfaatkan jaringan bisnis hulu Medco untuk penetrasi dan ekspansi bisnis di luar negeri yang sudah cukup baik,” katanya.
Sedangkan Medco, kata dia, akan mendapat dana segar yang bisa dimanfaatkan bagi pengembangan perusahaan selanjutnya. Akuisisi tersebut juga dinilai akan menyatukan kemampuan teknis, keuangan, bisnis, manajemen, dan sumber daya kedua perusahaan sehingga selain memaksimalkan keuntungan, sekaligus meningkatkan ketersediaan energi nasional. (cahyo kurnia perdana)