JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menuturkan sekarang ini overheating perekonomian masih terus membayangi Indonesia. Oleh karena itu Bank Sentral akan terus membantu menjaga pertumbuhan ekonomi agar tidak terjadi overheating.
Deputi Gubernur BI Hartadi Sarwono menjelaskan dalam menangkal overheating ini salah satunya adalah dengan mendorong kucuran ke sektor riil untuk membangun kapasitas produksi.
"Nah nanti kita lihat, kredit-kredit mana yang sudah berbahaya dan akan diarahkan ke sektor-sektor yang membangun kapasitas produksi dalam menjaga perekonomian," ujar Hartadi kepada wartawan disela perayaan ulang tahun ke-58 BI di Gedung BI, Jakarta, Jumat (1/7/2011).
Lebih lanjut dia menjelaskan hal tersebut menjadi sangat penting, jangan sampai kucuran kredit lebih banyak untuk kredit konsumsi, yang menjadi berbahaya karena tidak menambah kapasitas produksi nasional.
"Itu dilihat kredit larinya ke mana. Nah nanti kita lihat, kredit-kredit mana yang sudah berbahaya dan akan diarahkan ke sektor-sektor yang membangun kapasitas produksi," tambahnya
Dia menambahkan peningkatan kapasitas produksi sangat perlu dilakukan karena ini menopang target pertumbuhan ekonomi dapat dicapai tanpa terjadi overheating. Sehingga besarnya permintaan bisa dipenuhi dengan ketersediaan suplai.
"Bahaya overheating itu selalu ada kalau kegiatan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi berjalan terlalu cepat daripada kapasitas ekonomi. Itu kalau demand lebih cepat dari suplai, itu yang harus kita jaga," jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini pemerintah telah memulai program-program pembangunan infrastruktur dalam meningkatkan kapasitas produksi, seperti Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
"Jadi kita lihat untuk melihat investasi-investasi dari masing-masing koridor. Nah kalau kapasitas produksi itu baik, tujuan ekonomi yang mau dicapai tujuh persen itu tidak akan overheating. Tapi kalau tidak 6,5 persen saja sudah goyang," pungkasnya.
(Andina Meryani)