JAKARTA - Rencana pemerintah untuk mengonversi penggunaan BBM subsidi ke gas disambut baik kalangan wakil rakyat atau DPR. Pasalnya, hingga saat ini gas alam hasil kekayaan Indonesia masih dinikmati negara lain dengan harga yang sangat murah.
Anggota Komisi VII DPR RI Mardani Ali Sera mengatakan, produksi gas Indonesia masih sangat banyak. Gas ini harus dimanfaatkan di dalam negeri ketimbang menggunakan BBM yang lifting-nya terus turun.
"Sampai sekarang kita bisa menghasilkan 1,5 juta barel per hari setara minyak bisa kita hasilkan. Minyak sendiri 0,93 juta barel per hari, lifting terus turun," ungkapnya ketika ditemui di acara Polemik Sindo Radio, di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (7/1/2012).
Lebih lanjut dia menjelaskan, dari produksi gas itu sendiri, 52 persen diekspor ke China dan Jepang dengan harga yang sangat murah. Hal ini,sambungnya, yang membuat perusahaan gas menjadi kolaps alias tutup.
"52 persen diekspor dengan harga murah sekali. Akhirnya pada tutup semua. Sudah terikat kontrak dengan China, Jepang. Kita menyubsidi ke pertumbuhan ekonomi negara lain," pungkasnya.