JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat impor Indonesia pada Januari 2012 mencapai USD14,6 miliar, meningkat sebesar 16,0 persen dari Januari 2011.
Nilai impor ini didorong dari impor non-migas sebesar USD11,6 miliar yang naik 20,8 persen dari Januari 2011 dan impor migas sebesar USD3,0 miliar yang naik 0,6 persen.
"Jika dibandingkan dengan Desember 2011, impor Januari 2012 turun sebesar 9,7 persen," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, Jakarta, Kamis (1/3/2012).
Struktur impor Indonesia pada Januari 2012 masih didominasi oleh impor bahan baku atau penolong meskipun proporsi impornya mengalami penurunan menjadi 71,9 persen.
Sebaliknya, pangsa barang modal pada Januari 2012 mengalami peningkatan signifikan sebesar 41,3 persen. Hal ini didorong oleh kenaikan impor produk Kendaraan Bermotor dan bagiannya, Besi dan Baja, dan Mesin dan Peralatan Mekanik.
Sementara impor bahan baku atau penolong meningkat sebesar 11,2 persen. "Peningkatan impor barang modal dan bahan baku/penolong terjadi dalam rangka mendukung peningkatan investasi (PMA dan PMDN) 2011 yang tumbuh 20,5 persen," jelas Bayu.
Sementara, impor barang konsumsi hanya meningkat 8,7 persen, jauh di bawah pertumbuhan Januari 2011 sebesar 64,7 persen.
Di sisi lain, China masih menjadi pemasok utama di pasar impor Indonesia. Pangsa impor dari China Januari 2012 mengalami peningkatan dari 18,9 persen menjadi 21,9 persen.
Selain RRT, pangsa impor dari negara-negara mitra FTA, seperti Jepang, Korea Selatan dan Australia juga mengalami peningkatan. Di samping itu, telah terjadi pergeseran negara asal impor non-migas Indonesia di mana Australia menggantikan posisi Malaysia di peringkat ketujuh.
(Martin Bagya Kertiyasa)